Ketinggian rumah bisa mempengaruhi udara di dalamnya. Semakin tinggi rumah yang dibangun semakin banyak udara yang masuk sehingga terhindar dari rasa sumpek dan pengap.
Ketinggian rumah juga bisa mengatur kelembapan dan suhu panas di rumah. Dalam agama Islam sendiri, sebenarnya tidak ada ukuran pasti terhadap ketinggian rumah.
Menurut Khalid Al Walid, dikutip dari artikel ilmiah berjudul Islamic Guiding Principle (Shari'ah Law) For Architectural Interpretation of Housing yang ditulis oleh Zeenat Begam Yusof, Rasulullah SAW pernah menjawab ketika ditanya rumahnya tidak cukup untuk menampung keluarga besar. Jawabannya adalah bangun lebih tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, ketinggian rumah juga dianjurkan untuk tidak boleh mengganggu tetangga. Upayakan membangun rumah tidak sampai menghalangi pemandangan dan sirkulasi udara ke rumah tetangga.
Hal tersebut dijelaskan oleh hadits berikut ini.
"Suatu ketika nabi berdiri di puncak sebuah menara yang memandang keluar dari salah satu kastil di antara kastil-kastil atau gedung-gedung tinggi di Madinah dan berkata, Apakah kalian melihat apa yang aku lihat? (Tidak diragukan lagi) aku melihat titik-titik di mana penderitaan akan terjadi di antara rumah-rumah kalian (dan penderitaan-penderitaan itu akan) sebanyak titik-titik di mana tetesan-tetesan air hujan turun" Hadits Rasulullah diriwayatkan oleh Usamah.
"Tahukah kalian akan hak-hak tetangga, janganlah kamu membangun untuk menghalangi angin darinya, kecuali dengan seizinnya," (HR. Ibnu Adi an Al Kharati).
Jadi, membangun rumah yang tinggi itu memang baik karena memberikan sirkulasi udara yang bagus, banyak cahaya yang bisa masuk, serta mengatur tingkat kelembapan rumah. Namun perlu diingat, jangan sampai membangun rumah yang tinggi hingga menghalangi pemandangan dan sirkulasi udara tetangga sekitar.
(abr/abr)