Candi Muara Takus adalah salah satu situs bersejarah peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang terletak di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Candi ini menjadi bukti kejayaan Sriwijaya sebagai pusat pengajaran agama Buddha dan perdagangan di Asia Tenggara pada abad ke-7 hingga abad ke-12 Masehi.
Arsitektur Unik Candi Muara Takus
Candi Muara Takus memiliki arsitektur yang khas dan unik dibandingkan candi-candi lainnya di Indonesia. Candi ini dibangun menggunakan bahan batu bata dan batu sungai, yang berbeda dari material batu andesit yang lazim digunakan di candi Jawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kompleks candi ini terdiri dari beberapa bangunan utama seperti Candi Tua, Candi Bungsu, Mahligai Stupa, dan Palangka, yang mencerminkan ajaran Buddha Mahayana.
Stupa Mahligai
![]() |
Bangunan berbentuk menara di tengah kompleks, diyakini sebagai tempat penyimpanan relik suci, melansir travelvibe.com, salah satu keunikan yang menonjol dari candi di Riau ini adalah bentuk stupanya, yang menjadi simbol Buddha Gautama, serta desain arsitektur candi yang memiliki kemiripan dengan candi-candi Buddha di Myanmar.
Bentuk stupanya yang khas melambangkan spiritualitas dalam agama Buddha dan menjadikan candi ini sebagai pusat ibadah penting pada masanya.
Sejarah dan Pelestarian
![]() |
Candi Muara Takus diduga dibangun pada masa Kerajaan Sriwijaya, salah satu kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara. Lokasinya yang strategis dekat Sungai Kampar memperkuat perannya sebagai pusat perdagangan dan penyebaran agama Buddha.
Setelah berabad-abad tertutup vegetasi, candi ini ditemukan kembali pada abad ke-19 oleh pemerintah kolonial Belanda, dan kini telah dilestarikan sebagai situs sejarah nasional. Candi Muara Takus terletak sekitar 135 km dari Kota Pekanbaru, Riau.
(dna/dna)