Sejarah Awal Pintu, Sempat Dipercaya Sebagai Pelabuhan Menuju Akhirat

Inspirasi pintu rumah — Foto: Inspirasi Pintu Rumah

Jakarta - Pintu merupakan bagian rumah yang biasanya terbuat dari kayu, bata, kaca, logam atau besi yang dipasang untuk diayunkan, dilipat, atau digeser untuk menghalangi bukaan ke ruangan atau bangunan.

Bagi manusia terdahulu, kebutuhan akan pintu menambah rasa aman dari binatang buas, kondisi iklim, dan roh-roh yang diyakini pada saat itu.

Tapi apakah kamu tahu kapan pertama kali pintu ada? Melansir Rethinking The Future, Sabtu (28/09/2024), penggambaran pintu pertama yang diketahui sebagai lukisan di dinding menjadi simbol pelabuhan menuju akhirat. Pintu yang digambarkan dalam lukisan Mesir ini sudah ada sekitar 4000 tahun yang lalu. Meski bukan pintu sungguhan, konsep bangunan tersebut menjadi dasar pengembangan di masa mendatang.

he false doors depicted the gate to the afterlife in ancient Egyptian paintings.

Simbol pintu pertama ada di Mesir Foto: Thecollector.com via Rethinking The Future

Seiring berjalan waktu, peradaban Romawi mempopulerkan pintu berdaun tunggal dan ganda, pintu geser dan lipat yang semuanya diukir dari perunggu.

Pintu otomatis pertama yang pernah ada dirancang pada abad ke-1 Masehi, menggunakan api untuk menghasilkan uap tekanan atmosfer yang memompa air ke pemberat yang berdekatan sehingga memungkinkan tali untuk membuka pintu kuil.

Bronze doors by Lorenzo Ghiberti in the Florence Baptistery.

Ilustrasi pintu perunggu abad ke-11 di Roma Foto: ©AncientEurope via Rethinking The Future

Pada abad ke-11 mendukung pengembangan pintu ganda perunggu padat di Roma dengan coran perunggu yang diimpor dari Konstantinopel. Gaya ini menandai evolusi serangkaian panel relief untuk membangun tradisi pahatan dalam sejarah.

Abad ke-16 dan ke-17 membuka babak baru dalam sejarah arsitektur pintu, berkat renaisans yang memadukan desain Yunani klasik dengan realisme.

Dalam periode ini melahirkan berbagai gaya, beberapa di antaranya masih dipraktekkan hingga saat ini, seperti pintu renaisans Spanyol dengan paku tempa tangan, pintu Tuscany dengan pinggiran burung dan dedaunan.

Arsitektur abad ke-17 dipenuhi dengan pintu bergaya Georgia, gaya pintu dominan pertama yang mendorong penggunaan tiang, rel, dan stabilitas dimensi yang luar biasa. Pintu-pintu ini kemudian berkembang dengan penggunaan panel miring.

Pertengahan abad ke-17 menyaksikan munculnya pengaruh Peshwai pada arsitektur pintu dengan penyertaan elemen spiritual dan gaya seperti Ganesh Patti di tingkat ambang pintu kayu, yang dilengkapi dengan perlengkapan besi.

Abad ke-18 menganugerahkan gaya kebangkitan Yunani dengan pelapisan panel dengan cetakan di setiap tepi daun jendela berukuran 3-4 inci.

Pada abad ke-19 dan seterusnya menjadi revolusi mekanis dengan penjualan pintu melalui katalog. Berbagai percobaan yang dilakukan menghasilkan inovasi pintu putar tanpa suara untuk mengatasi efek tumpuk dan penutup fiberglass.