Atap merupakan bagian paling luar yang melindungi penghuni rumah dari cuaca panas maupun hujan. Atap memiliki masa pakainya yang lambat laun bisa melemah.
Apabila ini terjadi akan menimbulkan risiko bagi siapa saja yang berada di rumah dan dapat menjadi sasaran hama invasif untuk masuk ke dalam rumah. Namun, hal ini tidak akan terjadi apabila dengan perawatan atap secara rutin dan mengganti atap saat masa pakainya berakhir. Rata-rata atap akan bertahan antara 25 sampai 50 tahun, tergantung berbagai faktor.
Melansir The Spruce, Sabtu (28/09/2024), berikut informasi mengenai umur atap berdasarkan materialnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Genteng Aspal
![]() |
Genteng aspal menjadi salah satu pilihan yang paling umum untuk atap rumah. Genteng ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu genteng aspal 3-tab dan genteng aspal arsitektur.
Genteng aspal 3-tab adalah pilihan yang kurang tahan lama, meskipun bahan atap juga lebih murah daripada genteng aspal arsitektur. Jenis ini biasanya bertahan sekitar 20 tahun. Bahan yang ringan dan mudah dikerjakan, namun angin kencang akan menjadi masalah.
Genteng aspal arsitektur dibuat untuk meniru tampilan genteng kayu atau batu, sehingga tampak lebih menarik. Genteng arsitektur diharapkan dapat bertahan 30 hingga 50 tahun.
Genteng Tanah Liat
![]() |
Genteng tanah liat biasanya digunakan di daerah yang lebih hangat, di mana suhu jarang turun di bawah titik beku. Genteng tanah liat berpori dan dapat menyerap air sehingga rawan terjadi retakan. Namun genteng ini efektif terhadap hama dan angin kencang. Biasanya genteng ini mampu bertahan lebih dari 100 tahun dengan perawatan dan pemeliharaan yang tepat.
Baca juga: Seberapa Sering Atap Rumah Harus Dicek? |
Atap Logam
![]() |
Atap logam atau metal roofing mungkin tidak bertahan lama seperti genteng tanah liat atau beton, tetapi masih merupakan salah satu pilihan yang lebih tahan lama. Pilihannya meliput bahan atap tembaga, baja, atau bahkan seng.
Atap tembaga dapat bertahan hingga 70 tahun atau lebih dengan perawatan yang tepat. Sedangkan atap baja perlu diganti setelah sekitar 50 tahun digunakan.
Beda dengan atap seng, jenis atap ini mampu bertahan hingga 100 tahun atau lebih, sekaligus melindungi rumah dari hujan dan angin kencang.
Atap Batu atau Slate Tile
![]() |
Atap batu atau slate tiles tahan lama dan dapat bertahan dengan baik dalam hampir semua kondisi, tetapi daya tahan dan ketahanannya terhadap cuaca yang tinggi membuat harganya lebih mahal.
Atap batu diperkirakan akan bertahan sekitar 60 hingga 150 tahun, sehingga atap jenis ini jarang perlu diganti selama masa pakai rumah.
Sirap Kayu
![]() |
Genteng kayu klasik akan memberi sentuhan warna pada rumah, tetapi genteng tersebut rentan terhadap pembusukan kayu, jamur, dan pertumbuhan alga jika atapnya tidak dibersihkan dan dirawat secara teratur.
Genteng kayu diperkirakan masa pakainya sekitar 25 hingga 30 tahun. Genteng kayu tidak akan bertahan lama di iklim panas dan kering, tetapi berguna di daerah yang lebih dingin.
(abr/abr)