Dalam serial televisi 'Si Doel Anak Sekolahan' yang tayang pada sekitar tahun 1993 hingga 1997, properti latar berupa oplet dan rumah khas Betawi jadi elemen penting yang berhasil menghadirkan nuansa perkampungan betawi yang asri di zaman dahulu.
Tanpa keberadaan oplet dan rumah itu, bisa jadi serial televisi itu bakal terasa hambar dan kehilangan daya tariknya.
Bicara 'Rumah Si Doel' yang penuh kenangan itu, kini sudah tak ada lagi wujudnya setelah dibongkar Rano Karno pada 2021 silam lantaran pemilik tanah tempat berdirinya rumah tersebut meminta lahannya dikembalikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, pada tahun 2022, Rano Karno membangun ulang 'Rumah Si Doel' tersebut lengkap dengan perabot interiornya yang berlokasi di Perumahan Bumi Karang Indah di bilangan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
![]() |
Rumah yang dibagikan lewat akun instragram pribadinya @si.rano itu merupakan rumah replika yang belakangan diketahui difungsikan sebagai rumah makan khas betawi yang diberi nama Warung Doel.
Secara keseluruhan, rumah ini mengusung konsep rumah kebaya, salah satu konsep rumah tradisional yang ada dalam adat budaya betawi. Alasan rumah tersebut dinamai Rumah Kebaya adalah karena bentuk atapnya yang meliak liuk seperti lipatan kebaya yang merupakan kain tradisional khas Betawi.
Bereda dengan bangunan aslinya yang berupa hamparan tanah padat bertabur pasir dan kerikil di atasnya, halaman depan 'Rumah Si Doel' ini dibuat berupa halaman luas yang dilapisi conblock dengan dengan warna abu-abu yang dibiarkan polos tanpa kelir.
![]() |
Namun, bagian bangunannya dibuat sangat mirip dengan bangunan aslinya lengkap dengan ornamen berupa gigi balang dan banji sebagai identitasnya. Gigi balang berbentuk seperti papan segitiga yang dipasang sebagai lisplang bagian depan atap rumah. Simbol gigi balang ini menggambarkan kejujuran dan kerja keras dari suku Betawi.
Bagian depan rumah ini juga langsung disambut dengan tiga buah anak tangga berlapis keramik warna cokelat yang berpadu dengan pargar kayu berukiran khas betawi yang diberi nama banji. Banji memiliki pola segi empat yang dikombinasikan dengan unsur tumbuh-tumbuhan.
Bagar tersebut dikelir warna hijau dengan detil garis tipis berwarna kuning cerah yang berpadu sempurna.
Pot-pot tanaman berbagai jenis dan ukuran ditata rapi menghiasi pagar di bagian depan tersebut.
Sebelum masuk ke dalam, para tamu akan disambut dengan pintu krepyak khas Betawi yang dikelir warna senada dengan pagar, hijau dan kuning cerah yang membuatnya sangat mudah dikenali sebagai rumah tradisional Betawi. Cirikhas daun pintu krepyak adalah lubang angin yang terbuat dari palang-palang kayu yang disusun rapi ke arah bawah.
Daun jendela yang dipasang simetris di kiri dan kanan pintunya membuat tampilan fasad bangunan terlihat rapi dan seimbang.
Pada bagian bawah jendela, ada hiasan dengan pola bunga simetris membentuk kotak berwarna kuning pada warna utamanya, hijau pada bagian outline yang mempertegas bentuk kelopak bunga dan lingkaran warna merah pada bagian tengahnya.
![]() |
Bila daun jendela dibuka pada kedua sisinya, akan langsung terlihat tralis kayu yang dipasang memanjang dari atas ke bawah. Bagian dalamnya dalam terdapat gorden yang terbuat dari kain batik bergaya buketan dengan ornamen utama membentuk pola bunga bergaya Eropa dengan warna cerah yang mengkombinasikan warna putih, gading merah dan marun.
Pada bagian dalamnya, terlihat ada meja kayu jati berukuran panjang yang dikelir dengan warna coklat alami kayu dan dipernis dengan hati-hati sehingga tampak mengkilap dan bersih.
Terlihat pula ada lemari kayu dengan ukiran rumit yang unik dan dicat dengan warna senada dengan meja kayu dan perabotan lain di sekitarnya. Perabotan tersebut berpadu sempurna dengan dinding rumah yang didominasi warna kuning dan lantai berlapis keramik warna cokelat yang sederhana.
(dna/zlf)