.webp)
Lift adalah salah satu akses untuk berpindah antar lantai dalam sebuah bangunan. Biasanya lift dipasang pada bangunan yang memiliki lebih dari 2 lantai. Dibanding dengan tangga, keberadaan lift sangat membantu penghuni gedung, apalagi bagi yang pengguna kursi roda. Saat ini lift mudah sekali ditemukan, bahkan di rumah-rumah besar sudah dilengkapi dengan lift. Lantas, bagaimana penampakan lift di masa lalu dan di mana lokasi lift pertama di Indonesia?
Melansir dari detikTravel, hingga saat ini belum ada label resmi di mana lokasi lift pertama di Indonesia. Sebab, lift di Kota Tua Kesawan, Medan, Sumatera Utara tercatat sudah ada sejak 1906 dan disebut sebagai legenda di Indonesia.
Namun, jika diurutkan dari waktu berdirinya sebuah gedung yang memiliki lift di dalamnya, Gedung Jiwasraya Kota Semarang, Jawa Tengah telah berdiri sejak 1859.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gedung Jiwasraya ini adalah bangunan bekas peninggalan Belanda. Dahulu namanya N.V. Levensverzekering - Mij "NILLMIJ van 1859" dan tercatat telah berdiri sejak 31 Desember 1859. Kemudian namanya berubah namanya menjadi PT Perusahaan Pertanggungan Djiwa 'Sedjahtera' karena bergabung dengan perusahaan asuransi Belanda.
Saat ini, gedung Jiwasraya sudah termasuk dalam salah satu bangunan Cagar Budaya dan kondisinya masih terawat sampai hari ini.
Gedung ini memiliki tiga lantai dan dilengkapi dengan lift yang kerap disebut sebagai 'sangkar burung'. Lift ini buatan perusahaan Otis Elevator Company. Kondisinya terakhir kali pada 2016, lift ini berhenti di lantai dua dekat dengan ruang pertemuan. Dahulunya lift ini bisa naik hingga ke lantai 3, tetapi sekarang sudah berhenti di lantai 2.
Pintu besinya memiliki rongga sehingga terlihat seperti sangkar burung apabila pintu ditarik tutup. Cara kerjanya pun masih manual dengan tuas. Untuk kapasitasnya sendiri dapat mengangkut 700 lbs atau sekitar 317 kg.
Sejarah Gedung Jiwasraya
Gedung Jiwasraya diketahui sudah mengalami beberapa pergantian nama. Pada 1 Januari 1961, bedasarkan Peraturan Pemerintah RI No 214, namanya menjadi Perusahaan Negara Asuransi Djiwa 'Eka Sedjahtera'. Empat tahun kemudian, namanya menjadi 'Djasa Sedjahtera' sesuai keputusan menteri PPP No BAPN 1-3-24.
Pada l 1 Januari 1966 Menteri Urusan Perasuransian RI mengintegrasikan PT Pertanggungan Djiwa 'Dharma Nasional' ke perusahaan Negara Asuraansi Djiwasraja. Terakhir, sesuai Peraturan Pemerintah RI no.33 tahun 1972 atas perubahan bentuk perusahaan negara Asuransi Djiwasaja, namanya diganti menjadi PT Asuransi Jiwasraya Persero pada 8 Desember 1972.
Menurut laman Universitas Sains dan Teknologi Komputer (STEKOM) Semarang, gedung Jiwasraya dibangun oleh arsitek Herman Thomas Karsten pada 1884-1945.
Desain Gedung Jiwasraya memakai arsitektur Hindia Baru atau Indisch Style yang telah disesuaikan dengan iklim di Indonesia yang tropis lembap. Selain itu, bentuk bangunannya pun khas yakni membentuk L dengan bagian tengah terdapat kubah kecil yang menaungi area tangga dan void (lubang antar lantai).
(aqi/dna)
