Desain Masjid Negara di Ibu Kota Nusantara (IKN) bisa disebut sangat unik karena bentuknya yang bulat meliuk-liuk yang terinspirasi sorban dan menara dengan bentuk spiral. Dalam pembuatan desain tersebut punya tantangannya tersendiri.
Head of Studio 3 Alien Design Consultant, Prasetyo Condro Gumilar, mengungkapkan beberapa tantangan dalam merealisasikan masjid dengan desain yang unik itu, mulai dari desain struktur bangunan hingga fasadnya. Alien Design Consultant merupakan firma arsitektur yang bertugas untuk detail engineering desain (DED) Masjid Negara di IKN, sementara basic design Masjid Negara dirancang oleh I Nyoman Nuarta.
Condro mengatakan, untuk membuat bagian masjid menggunakan struktur rangka baja dengan material facade Aluminium Solid Panel dan gypsum back panel pada interior. Untuk membuat kerangkanya, ia menggunakan program khusus agar hasilnya presisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi itu kan kerangka jadi satu, dan itu mengikat antara satu dengan yang lain. Jadi memang harus presisi, harus dihitung benar analisis strukturnya. Karena kalau (terjadi) gempa atau gimana, beban horizontal, vertikal, jadi kayak wah ini challenging banget," tutur Condro saat berbincang dengan detikcom, Selasa (6/8/2024).
![]() |
Belum lagi, bentuk masjid yang bulat sehingga perlu ulasan dari Komite Keselamatan Gedung Bangunan (KKBG) apabila diperlukan penyesuaian untuk ruangan-ruangan yang ada di sana, misalnya seperti shaf salat. "Memang kalau (bangunan berbentuk) bulat itu tentunya agak tricky dalam penyusunannya," ungkapnya.
Sementara itu, di dekat masjid terdapat sebuah minaret atau menara masjid dengan bentuk spiral. Saat mendesain menara juga memiliki kesulitannya tersendiri sehingga pihaknya kerap berembug dengan perencana lainnya agar hal tersebut bisa terbangun dengan baik, misalnya dari jadi jenis material yang digunakan dan lainnya.
"(Untuk) Menara ini sekedar menara aja (tidak fungsional). Dulu kita sempat punya ide mau kasih lift, tapi memang dari konsep basicnya tidak seperti itu. Di bagian tengah memang ada tangga, tapi tangga service, bukan untuk pengunjung," tuturnya.
Menurut Condro, merancang desain Masjid Negara merupakan salah satu rancangan yang paling sulit di antara proyek-proyek yang ia kerjakan. Sebab, diperlukan presisi yang pas dalam tenggat waktu yang terbatas.
"Kalau saya, saya mungkin bisa speak untuk project-project saya, mungkin masjid ini yang paling challenging. Pertama dari desain, kedua dari perkembangan demand, dinamika itu juga terjadi, dan waktu. Dulu itu ini sempat diharapkan terbangun sebagian pada 17 Agustus, jadi pas nanti Pak Jokowi upacara, ini sudah ada. Tapi kan karena ada dinamika itu jadi mundur," tuturnya.
Meski pembangunan masjid sedikit mundur, saat ini sudah dilakukan pemasangan fondasi masjid. Adapun, mundurnya proses pembangunan masjid tersebut karena pemerintah ingin lebih banyak jemaah yang bisa ditampung di sana maka dari itu proses ada penambahan kapasitas yang tadinya sekitar 20.000 jemaah menjadi sekitar 61.000 jemaah.
Condro menggarisbawahi bahwa kapasitas tersebut bukanlah kapasitas di dalam bangunan masjidnya, tetapi di dalam kawasan tersebut.
"Perlu di-note, kapasitas 60 ribu itu pun tidak full di bangunan, claimingnya. Dia itu termasuk plaza, bahkan sebagian area drop off itu, itu menjadi area salat (untuk waktu tertentu), ekstensi gitu. Jadi 60 ribu itu nggak semuanya di bangunan, kayak Istiqlal aja ada di mana-mana, di selasarnya juga bisa," tutupnya.
Sebagai informasi, groundbreaking Masjid Negara sudah dilakukan pada Rabu (17/1/2024) lalu. Masjid tersebut nantinya mampu menampung jemaah dengan kapasitas 61.392 orang. Pembangunan Masjid Negara dilakukan oleh PT. Adhi Karya - PT. Hutama Karya KSO dengan total biaya konstruksi sebesar Rp 991 miliar.
Dalam catatan detikcom, sempat disebutkan ada filosofi di balik Masjid Negara yang bentuknya terinspirasi sorban ini. Dalam keterangan tertulis, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan filosofi dari bangunan masjid ini. Menurutnya, bangunan ini merujuk pada nilai-nilai dari Al-Quran tentang Habluminannas (hubungan manusia dengan manusia) dan Habluminallah (hubungan manusia dengan Tuhan).
"Secara filosofi, bangunan yang akan dibangun ini merujuk nilai-nilai dari Al-Quran yaitu harus menjaga keseimbangan Habluminallah dan Habluminannas," jelas Menag Yaqut seperti dikutip dari laman resmi Kemenag, Rabu (17/1/24)
Bentuk Masjid Negara terinspirasi dari lekuk dan putaran sorban yang identik dengan umat Islam. Bangunan masjid ini juga memiliki menara dengan ketinggian 99 meter, sesuai jumlah Asmaul Husna.
Masjid Negara IKN Nusantara terdiri dari area masjid seluas 32.125 m2, area komersial seluas 2.221 m2, dan area kolam retensi seluas 123.502 m2. Sementara itu, luas total bangunannya sebesar 59.081 m2.
Bangunan masjid ini terdiri dari bangunan masjid seluas 56.220,3 m2 (3 Lower Ground, 1 Ground Floor, 2 Mezzanine), bangunan komersial seluas 2.134 m2 (2 lantai), dan bangunan penunjang seluas 727 m2 (1 lantai).
Kawasan masjid ini juga dilengkapi dengan berbagai infrastruktur pendukung seperti jalan, jembatan, lanskap, serta utilitas kawasan. Selain itu juga dilengkapi fasilitas tempat wudhu, ruang rapat, hall pertemuan, dan ruang tunggu VIP.
(abr/dna)