Duo Arsitek di Balik Villa Bali yang Mendunia dan Sederet Prestasinya

DRA House di Sanur, Bali. Foto: Mario Wibowo via Archdaily

Jakarta - Indonesia tidak pernah kekurangan orang berbakat. Di bidang arsitektur, ada dua orang arsitek yang berhasil mendunia berkat karya mereka bernama DRA House. Bangunan yang sebenarnya sebuah vila di Bali ini dibuat oleh Gregorius Supie Yolodi dan Maria Rosantina.

Melansir dari Archinesia, Supie dan Maria berhasil berinovasi mengubah bangunan lama menjadi modern dengan desain yang unik dan memanfaatkan bahan daur ulang pada materialnya. Gregorius Supie Yolodi dan Maria Rosantina tergabung dalam D-Associates sebuah biro yang bergerak di bidang arsitektur yang telah berdiri sejak 2000.

Gregorius Supie Yolodi (50) merupakan lulusan studi arsitektur di Jurusan Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan, Bandung pada 1998. Sementara itu, Maria Rosantina (50) adalah teman satu almamater Supie dari jurusan yang sama.

Sebagai arsitek, mereka tidak hanya berpaku pada proyek-proyek dalam negeri. Mereka menantang diri dengan mengikuti berbagai ajang perlombaan dan penghargaan arsitektur bergengsi dunia.

Di antara penghargaan yang pernah diraih diantaranya IAI Awards 2008 untuk proyek Rest Area KM 19 jalan tol Jakarta-Cikampek kategori Konteks dan Klien, Honorable Mention dari IAI Jakarta Awards 2009 untuk Bondowoso House, dan IAI Jakarta Awards 2015 untuk proyek Kantor Kasana Teknindo Gemilang kategori Commercial Building.

Kemudian karya mereka yang berhasil mendunia adalah DRA House, sebuah vila di Bali yang mendapat ARCASIA Awards for Architecture, Hongkong, Residential Projects Category pada 2016 silam.

Di tingkat lokal, D-Associates pernah menyabet gelar juara kedua di Sayembara Desain Kantor Bank Indonesia Solo pada 2010 dan juara 1 Sayembara Desain Gedung MPR/DPR Indonesia, IAI Jakarta pada 2015.

Karya-karya mereka yang pernah ditampilkan di pameran bergengsi diantaranya Indonesia Architects Exhibition for The Union Architects Congress, Tokyo- Jepang (2011), Tropicality Revisited Exhibition, Frankfurt, Jerman (2015), dan Indonesian Architects Exhibition for The Union Architects Congress, Seoul, Korea Selatan (2017).

Dra House di Sanur, Bali. Foto: Mario Wibowo via Archdaily

DRA House

Menurut situs Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Dra House adalah karya yang memadukan tiga unsur berbeda, yaitu estetis, modern, dan alam di Bali. Perpaduan batu, kayu, dan pemilihan warna alam cokelat, semakin menonjolkan sisi kenyamanan dari rumah tersebut. Sebuah perpaduan yang sangat sesuai dengan konsep rumah hunian ideal.