Gedung atau rumah susun (rusun) saat ini sudah mulai menjadi hal yang umum kita jumpai di sekeliling kita, khususnya di daerah kota besar yang sudah maju.
Desain dari gedung dan rusun yang saat ini sudah sering kita jumpai ini terlihat sangat minimalis dengan bagian permukaan laut terlihat simetris dan rapi. Desainnya ini memang dibuat untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan namun dengan bentuk yang modern.
Tapi tahukah kamu, desain arsitektur gedung dan rusun modern ini sebenarnya sudah ada sejak abad lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah di Balik Desain Apartemen Jerman yang Kini Jadi Patokan Desain Gedung Modern
Dikutip dari The Cultural Tutor, Rabu (26/6/2024), Salah satu pengaruh terbesar dari desain modern ini datang dari gedung blok apartemen di Jerman pada abad lalu.
Blok apartemen di Jerman adalah salah satu bangunan paling berpengaruh dalam sejarah. Saat ini desain dari apartemen tersebut sudah umum ditemui dimanapun.
Usia desain dari apartemen jerman ini sendiri sudah hampir menyentuh angka 100 tahun. Semuanya bermula dari sebuah gedung yang dibangun pada musim panas tahun 1927.
Revolusi Desain Bangunan oleh Adolf Loos dan Le Corbusier
Pada tahun 1920-an, saat itu dunia sedang diramaikan dengan konsep maksimalis yang penuh dengan detail, dekorasi, dan gaya arsitektur bersejarah serta ditambah dengan populernya gaya baru Art Deco.
Pada saat itu, banyak bangunan yang jelek, membosankan, atau kotor. Namun, di Jerman dan Austria, sedang terjadi revolusi arsitektur. Salah satunya adalah Adolf Loos, yang bekerja di Vienna.
Dia merancang bangunan seperti Steiner Haus, yang dibangun pada tahun 1910. Desain dari bangunan ini terlihat sangat berbeda dari bangunan lain di Vienna, sehingga menjadi sangat kontroversial pada masanya.
Karya hidupnya, dalam kata-katanya sendiri, adalah untuk menghilangkan ornamen dan secara fundamental mengubah cara orang berpikir tentang arsitektur.
Adolf Loos percaya pada geometri murni, material murni, dan desain minimalis. Hal ini dijelaskan dalam sebuah kutipannya.
"Saya telah sampai pada kesimpulan berikut yang saya berikan kepada dunia: evolusi budaya setara dengan penghapusan ornamen dari objek utilitarian. Ornamen berarti pemborosan tenaga kerja dan dengan demikian pemborosan kesehatan. Selalu begitu. Tetapi hari ini juga berarti pemborosan material dan keduanya bersama-sama berarti pemborosan modal."
Kemudian ada Le Corbusier, seorang arsitek Swiss. Dia ingin mengeksploitasi kemungkinan yang diciptakan oleh beton bertulang, baja, kaca pelat, dan penemuan baru lainnya. Salah satunya adalah jenis arsitektur yang dia usulkan dalam "Toward an Architecture" pada tahun 1923.
Namun sayangnya, Loos dan Le Corbusier, serta orang-orang sepertinya, masih merupakan orang luar avant-garde (teorinya masih terlalu asing), sehingga pengaruh mereka dalam desain arsitektur jadi terbatas.
Akan tetapi, semuanya mulai berubah ketika The Bauhaus School of Design didirikan di Jerman. Tujuan dari sekolah ini adalah untuk menemukan estetika baru yang sesuai dengan dunia industri.
Awal Revolusi Desain 'Modern'
Titik awal revolusi desain terjadi pada tahun 1927, ketika sebuah organisasi bernama Deutscher Werkbund mengadakan pameran di Stuttgart. Mereka bertujuan untuk membuktikan bahwa arsitektur modern yang mereka bawakan adalah masa depan.
Pameran ini disebut Weissenhof Estate, dan merupakan manifesto fisik untuk arsitektur modern. Fokusnya adalah untuk menciptakan perumahan berkualitas tinggi dengan biaya rendah untuk kelas pekerja dan kelas menengah.
Ludwig Mies van der Rohe, yang saat itu menjadi bagian dari Bauhaus, ditugaskan untuk memimpin. Dalam kelompok tersebut terdapat 17 arsitek yang ikut berpartisipasi, termasuk Le Corbusier dan Walter Gropius. Pada saat itu, mereka merancang 21 bangunan yang berhasil dibangun hanya dalam lima bulan berkat penggunaan beton, prefabrikasi, dan metode modern lainnya.
Dari seluruh desain bangunan modern tersebut, desain Interior yang didesain oleh Mies adalah salah satu desain yang paling sederhana dari semuanya.
Saat ini, banyak bangunan di seluruh dunia dengan desain yang terlihat seperti ini. Bahkan kita sudah terbiasa dengan bangunan berbentuk kotak dengan jendela besar, atap datar, dan tanpa dekorasi.
Seperti yang dikatakan Le Corbusier, sebuah revolusi total dalam arsitektur sedang terjadi.
Dalam karya para kritikus abad ke-19, Kamu pasti akan menemukan bahwa para kritikus 'mendefinisikan' arsitektur sebagai seni membangun secara dekoratif. Bahkan gedung pencakar langit tahun 1920-an, meskipun sepenuhnya modern dan bangunan industri, bangunan tersebut juga dipenuhi dengan dekorasi dan dihiasi puncak yang menjulang.
Namun, Le Corbusier dan Bauhaus menolak semua itu. Mereka percaya bahwa dunia sedang berubah dan arsitektur harus berubah seiring dengan itu.
Pada pameran tahun 1927, mereka telah membuktikan bahwa arsitektur modern dapat digunakan untuk membangun dengan cepat dan murah. Juga, meskipun lebih kontroversial, arsitektur modern juga dapat terlihat bagus. Salah satu contohnya adalah Villa Tugendhat karya Mies, yang dibangun pada tahun 1930.
Perkembangan Desain Berlapis Kaca
Pada tahun 1933 ketika Bauhaus ditutup oleh Nazi, para arsitek melarikan diri. Gropius dan Mies berhasil kabur ke Amerika Serikat, di mana Mies menjadi pelopor arsitektur berlapis kaca, seperti Gedung Seagram.
Setelah Perang Dunia II, dengan populasi yang berkembang pesat, ekonomi yang hancur, dan kota-kota yang rusak, modernisme akhirnya menjadi arus utama. Gedung-gedung tinggi Le Corbusier dan gedung kaca karya Mies mulai bermunculan di seluruh dunia.
Dimulai dari saat itu, era baru arsitektur telah tiba. Era desain Neo-Gothic, Neo-Classical, Beaux-Arts, dan Art Deco telah berlalu, dan desain minimalis radikal Weissenhof Estate menjadi gaya arsitektur yang umum dunia hingga saat ini.
(dna/dna)