.webp)
Penyanyi sekaligus penulis lagu asal Amerika, Peter Gene Hernandez atau yang dikenal Bruno Mars akan mengadakan konser di Indonesia pada bulan September tahun ini. Konsernya akan diselenggarakan dua hari di Jakarta International Stadium (JIS).
Lantas seperti apa arsitektur bangunan JIS, venue yang dipilih Bruno Mars untuk konser di Jakarta pada September mendatang? Berikut ulasan selengkapnya!
Pembangunan JIS
Tanggal 19 Maret 2019, pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) sudah mulai dibangun. Pembangunan ini diawali dengan eksentrik, yakni Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan menendang bola sebagai tanda kick off.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awal mulanya, tanah untuk pembangunan JIS sudah disediakan oleh Gubernur DKI Jakarta ke-16, Fauzi Bowo, yakni dengan menggusur daerah Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Pada kala itu, Fauzi Bowo menuturkan akan menggantinya menjadi Taman Bersih, Manusiawi, Berwibawa (BMW) sebelum akhirnya menjadi stadion internasional.
Saat Fauzi Bowo turun, Joko Widodo, gubernur berikutnya, meletakkan batu pertama atau groundbreaking pada tahun 2014. Pembangunannya diteruskan Anies, yang mana ia berjanji saat kampanye Gubernur DKI Jakarta 2017, akan membangun stadion khusus klub sepak bola Jakarta, Persija.
Saat Anies terpilih, dana sekitar Rp 5 triliun disiapkan Pemprov DKI Jakarta dengan Penyertaan Modal Daerah (PMD) sebesar Rp 900 miliar untuk pembangunan JIS menggunakan teknik lifting dengan strand jack. Dikatakan Anies, menggunakan teknik tersebut sebab dikejar waktu.
Teknik strand jack, di mana struktur atap stadion disusun dari bawah kemudian perlahan diangkat. Rangka atap tersebut bentang terpanjang sekitar 270 meter dan beratnya 3.900 ton.
Arsitektur JIS
Salah satu kelebihan JIS adalah atapnya dapat dibuka dan ditutup mengikuti kebutuhan. Kapasitas stadion ini mencapai 82.000 orang, membuatnya masuk daftar 5 stadion kapasitas terbesar di Asia.
Dikutip dari Antara, Manajer Proyek PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Arry Wibowo dalam IG Live beberapa bulan yang lalu mengatakan, ikat kepala khas Betawi menjadi inspirasi bangunan utama JIS. Gigi balang yakni ornamen Betawi, juga menjadi inspirasi ornamen JIS pada bagian perforasi fasad.
"Ikat kepala khas Betawi itu bentuknya kain melingkar dan unik. Kami transformasikan dalam desain bangunan utama stadion, berupa kubah, seperti mangkok yang tidak terputus dan bentuk dasar lingkaran," kata Arry dalam IG Live, mengutip dari Antara.
"Kalau sering melihat ornamen Betawi gigi balang. Itu kami ambil untuk bagian dari perforasi fasad," lanjutnya.
Eksterior JIS dirancang berlubang-lubang kecil agar terjaganya sirkulasi Udara yang baik di dalam stadion.
"Ini untuk pemenuhan green building, karena 50% dari komponen ini akan mengalirkan udara secara alami. Jadi, udara akan masuk untuk mendinginkan, khususnya untuk area tribune," ucap Arry.
Pada bagian fasad atau muka bangunan ditambahkan kebudayaan Betawi, yakni memiliki perforasi yang berbentuk corak harimau jika dilihat dari jauh. Saat malam, akan bercahaya dan menampakkan bentuk abstrak bergerak.
Stadion peraih 3 rekor MURI ini sudah berstandar internasional dengan konsep keberlanjutan pertama di Indonesia dan mendapat sertifikat 'Green Building Grade Platinum'. Tahun 2023, JIS terpilih menjadi salah satu stadion lokasi penyelenggaraan pertandingan Piala Dunia U-17. Saat itu, JIS mendapat banyak perbaikan sebab dinilai belum sesuai standar FIFA.
Berbagai bagian JIS diperbaiki oleh Kementerian PUPR, antara lain mengganti rumput dengan jenis hybrid turf standar FIFA, pembangunan JPO JIS-Ancol agar akses mudah ke tempat parkir, lampu stadion, dan ruang pemain. Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, biaya perbaikannya mencapai Rp 100 miliar.
(abr/abr)
