Proyek Green Building Tertinggi di Aceh Diresmikan, Ini Kelebihan di Dalamnya!

Penampakan Gedung BSI di Aceh. Foto: Dok. PT PP

Jakarta - Gedung tertinggi di Aceh yakni Gedung Landmark Tower BSI Aceh baru saja diresmikan pada Kamis (30/5/2024). Ternyata selain megah, gedung ini juga memenuhi standar Green Building dengan segala fasilitas ramah lingkungannya. Proyek ini disebut memiliki nilai kontrak Rp 324,67 miliar dengan waktu pengerjaan 17 bulan lamanya.

Peresmian ini dihadiri langsung oleh Wakil Presiden RI KH. Ma'ruf Amin yang melakukan penandatanganan prasasti dan penekanan tombol sirine. Dalam sambutannya, Ma'ruf Amin mengapresiasi pembangunan Gedung Landmark Tower BSI Aceh.

"Semoga bangunan BSI Aceh ini menjadi bangunan yang bermanfaat dan bermanfaat dalam pengembangan keuangan syariah di Indonesia," ucapnya mengutip dari detikFinance dikutip Jumat (31/5/2024).

Melansir dari keterangan resmi Wakil Presiden RI, Direktur Utama BSI Hery Gunardi melaporkan bahwa Gedung Landmark Tower BSI Aceh, dibangun dengan prinsip Environmental Social and Governance (ESG) bekerja sama dengan PT PP (Persero). Gedung yang berlokasi di Jl. Teungku Daud Beureuh No.15, Banda Aceh ini, berdiri di atas tanah seluas 4.187 m2 dengan total luas bangunan 17.322 m2. Terdiri dari 10 lantai setinggi 46,6 meter, di mana 2 diantaranya adalah basement. Hal ini menjadikannya sebagai gedung tertinggi di Aceh.

Tidak hanya megah, desain eksterior dan interior gedung ini terinspirasi dari kearifan lokal Aceh. Gedung Landmark Tower BSI Aceh juga dilengkapi dengan ruang terbuka hijau dan memanfaatkan material hard scape yang ramah lingkungan. Gedung ini mengoptimalkan penyerapan air pada lahan yang tersedia, serta menggunakan energi solar panel 37,4 kWp.

Selain itu, terdapat kaca selubung bangunan double glass dan high performance, pemanfaatan sistem AC yang hemat energi dengan nilai coefficient of performance (COP), pemanfaatan lampu LED yang efisien energi dengan nilai daya total lebih rendah 77,25% dari standar maksimum SNI, serta pemanfaatan air alternatif seperti air hujan dan air daur ulang untuk siram taman dan flushing toilet.

"Pembangunan dengan konsep green building dapat menghemat penggunaan energi sebesar 30% atau 560.000 Kwh per tahun, setara dengan pengurangan emisi karbon sebanyak 386 ton CO2 per tahun," jelas Hery.

Konsep ini, menurut Hery dapat meningkatkan produktivitas karyawan di sana dengan lingkungan kerja yang sehat, aman, dan nyaman. Lebih lanjut untuk pemberian pelayanan kepada masyarakat Aceh juga dapat optimis karena adanya fasilitas Digital Branch dan berbagai fasilitas lainnya.