Djamaa El Djazair adalah masjid yang berdiri kokoh di tepi teluk Aljir, Afrika. Masjid ini telah dibuka untuk umum 5 tahun lalu, tapi baru diresmikan pada Kamis, 29 Februari 2024 kemarin oleh Presiden Aljazair, Abdelmadjid Tebboune di kawasan garis pantai Mediterania, Afrika.
Dibangun di atas lahan seluas 440.000 m2 menjadikan Djamaa El Djazair sebagai masjid terbesar ketiga di dunia setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Masjid ini memiliki dengan ruang salat yang mampu menampung 35.000 jamaah dan kompleks masjidnya juga dilengkapi dengan ruang konferensi, perpustakaan, dan fasilitas lainnya
Namun selain karena ukurannya, masjid ini juga menjonjolkan keindahan dan keunikan arsitektur yang memukau. Arsitek yang merancang pembangunan masjid ini adalah perusahaan arsitek dari Jerman, KSP JΓΌrgen Engel Architekten yang bekerja sama dengan cendekiawan Islam dan spesialis arsitektur berhasil membuat elemen-elemen arsitektur yang memadukan sentuhan desain modern dengan motif islam yang tradisional. Perpaduan desain yang megah ini menjadi daya tarik tersendiri bagi siapapun yang mengunjungi masjid ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kubah Masjid
Kubah setinggi 70 meter di Masjid Djamaa El Djazair menjadi salah satu fitur yang paling mencolok dari masjid ini. Dilengkapi dengan panel mashrabiya di bagian luar cangkang termal, kubah ini menunjukkan perpaduan antara fungsi dan estetika.
Keberadaan panel mashrabiya ini tidak hanya memberikan perlindungan tambahan dari sinar matahari langsung dan angin kencang, tetapi juga menghasilkan penampilan yang artistik.
Cahaya yang melewati layar mashrabiya menciptakan pola-pola cahaya yang indah dan sistem cermin yang dipasang di dalam kubah memungkinkan sinar matahari untuk dipantulkan ke dalam ruang salat, menciptakan efek pencahayaan yang alami dan mempercantik interior masjid.
Menara Masjid Tertinggi
Menara setinggi 264 meter di Masjid Djamaa el Djazair adalah salah satu ciri khas yang paling mencolok dari kompleks ini. Dengan tinggi yang mengesankan, menara ini tidak hanya berfungsi sebagai penanda visual, tetapi juga sebagai pusat kegiatan dan kehidupan di dalam kompleks masjid.
Menara ini menawarkan fasilitas dan aktivitas seperti museum sejarah, pusat penelitian, dan anjungan pandang untuk pengunjung. Dari puncak menara, pengunjung dapat menikmati pemandangan yang menakjubkan dari kota Algiers.
Dibangun dengan menggunakan bahan berkualitas tinggi dan teknologi konstruksi terbaru, menara ini didesain untuk kokoh dan tahan lama sehingga mampu menahan beban strukturalnya sendiri serta tetap stabil di bawah pengaruh cuaca eksternal.
Fasad Masjid
Salah satu fitur yang sangat mencolok dari Masjid Djamaa el Djazair adalah penggunaan batu alam yang mendominasi fasadnya. Dengan luas total mencapai 95.000 meter persegi, penggunaan batu alam ini bukan sekadar kebetulan, tetapi dipilih dengan sengaja untuk memberikan kekuatan struktural sekaligus memberikan kesan estetika yang megah dan alami.
Tidak hanya itu, penggunaan batu alam juga memberikan daya tahan terhadap cuaca eksternal, seperti panas dan kelembapan yang tinggi di daerah Teluk Aljir. Batu alam dapat bertahan dari paparan sinar matahari, hujan, angin, dan faktor lingkungan lainnya, dengan mempertahankan keindahannya selama bertahun-tahun tanpa perlu perawatan yang intensif.
(dna/dna)