Ternyata orang Betawi mempunyai kebiasaan menguburkan jenazah anggota keluarganya di halaman sebelah kiri rumah. Sementara samping kanan rumah biasanya dipersiapkan untuk membangun rumah bagi anak pertama yang sudah menikah.
Orang Betawi lebih mengutamakan makam keluarga di lokasi yang dekat dengan rumahnya daripada tempat pemakaman umum (TPU). Tentunya kebiasaan itu tidak terjadi begitu saja, tetapi ada makna dan alasan tersendiri di baliknya.
Mempercepat Proses Pemakaman
Adat Betawi sangat berkaitan erat dengan Agama Islam, sehingga nilai dan ajarannya sangat dipertimbangkan ketika melangsungkan proses pemakaman jenazah. Salah satunya, dengan segera menguburkan jenazah seperti yang dianjurkan dalam agama.
"Memang diyakini oleh mereka bahwa ketika dia ditinggalkan (anggota keluarga yang meninggal) karena dikuburinnya jauh, maka dia akan segera mendapatkan perhitungan-perhitungan dari Yang Maha Kuasa dengan mengutus malaikat Munkar dan Nakir yang bertanya di alam kubur," ujar Budayawan Betawi Yahya Andi Saputra kepada detikcom, Rabu (28/2/2024).
Keluarga yang ditinggalkan pun bisa mendapat ketenangan karena merasa anggota keluarga yang meninggal sudah berada di alam yang lebih baik, sesuai dengan amal dan ibadahnya.
Senantiasa Mendoakan Keluarga yang Meninggal
Selain itu, keberadaan makam di samping rumah menjadi pengingat agar penghuni rumah senantiasa mendoakan keluarganya yang telah meninggal.
"Karena yang sudah meninggal itu kan tidak dapat melakukan apa-apa, sehingga orang yang masih hiduplah yang bisa mendoakannya," jelasnya.
Adapun salah satu doa yang biasa disampaikan oleh keluarga yang masih hidup antara lain mengharapkan alam surga dan alam yang seperti surga untuk keluarga yang sudah meninggal.
"Oleh karena itu, dosa-dosanya itu diharapkan bisa semakin terkikis, habis bersih dengan perantaraan wasilah dari yang masih hidup," papar Yahya.
Mengingat Kematian
Kemudian, keberadaan makam tersebut juga mengingatkan para penghuni rumah akan kematian, sehingga mereka senantiasa menjalankan hidup dengan lebih baik.
"Memang untuk selalu mengingat bagi yang hidup itu untuk selalu ingat bahwa pasti hidupnya itu akan menemui jatuh tempo, jatuh tempo itu artinya sudah waktunya meninggal dunia," pungkasnya.
(abr/abr)