Pasangan Calon Presiden (Capres) nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) memilih Jakarta International Stadium (JIS) sebagai lokasi kampanye akbar yang digelar pada Sabtu (10/2/2024). Acara ini diperkirakan dihadiri oleh 3 juta orang tanpa dibebankan biaya tiket masuk. Massa pendukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar telah memadati JIS sejak subuh meskipun kampanye akbar ini dimulai pukul 07.00-12.00 WIB.
Mengutip dari detikNews, biaya sewa JIS yang dikeluarkan oleh Tim Amin untuk kampanye akbar ini mencapai Rp 2 miliar. Menggunakan dana yang tidak sedikit, tim AMIN memastikan kampanye akbar bertema 'Kumpul Akbar Ber-1 Berani Berubah' ini dapat berjalan lancar.
Sebenarnya apa yang membuat JIS cukup mahal untuk disewa? Yuk lihat lebih dekat arsitektur dan fasilitas yang tersedia dari proyek yang digarap oleh Anies saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembangunan JIS
Jakarta International Stadium (JIS) mulai dibangun pada 19 Maret 2019. Uniknya Anies Baswedan memulai pembangunan JIS dengan menendang bola sebagai simbol kick off.
JIS dibangun di atas tanah yang telah disediakan oleh pemimpin Jakarta sebelum Anies yakni Fauzi Bowo yang menggusur daerah Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Saat itu Fauzi Bowo mengatakan akan mengubahnya menjadi Taman Bersih, Manusiawi, Berwibawa (BMW) sebelum menjadi stadion internasional.
Usai Fauzi Bowo lengser, Joko Widodo, Gubernur Jakarta selanjutnya, melakukani peletakkan batu pertama atau groundbreaking pada 2014. Pembangunannya dilanjutkan oleh Anies yang pada masa kampanye Gubernur DKI Jakarta 2017, sudah berjanji akan membangun stadion khusus untuk klub sepak bola Jakarta yakni Persija. Stadion tersebut adalah JIS.
Setelah Anies terpilih, Pemprov DKI Jakarta menyiapkan dana sekitar Rp 5 triliun dengan Penyertaan Modal Daerah (PMD) sebesar Rp 900 miliar untuk memulai pembangunan JIS yang memakai teknik lifting dengan dengan strand jack. Anies mengatakan mereka memilih memakai teknik tersebut karena diburu waktu.
Teknik pembangunan strand jack di mana struktur atap stadion disusun dari bawah lalu diangkat perlahan ini berhasil menarik perhatian dunia. Sebab, rangka atap tersebut memiliki berat 3.900 ton dan bentang terpanjang kurang lebih 270 meter sehingga banyak sekolah arsitektur dunia menyoroti pembangunan JIS kala itu.
Baca juga: Nama Besar di Balik Megahnya Arsitektur JIS |
Arsitektur JIS
Kelebihan Jakarta International Stadium (JIS) dari stadion lainnya di Indonesia adalah atapnya bisa dibuka dan ditutup sesuai kebutuhan. Selain itu, JIS bisa menampung massa hingga 82.000 orang dan menjadikannya masuk ke dalam daftar 5 stadion dengan kapasitas terbesar di Asia.
Menurut Manajer Proyek PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Arry Wibowo, desain bangunan utama JIS terinspirasi dari ikat kepala khas Betawi. Kemudian, ornamen JIS pada bagian perforasi fasad ternyata itu juga diambil dari filosofi ornamen Betawi, yakni gigi balang.
"Ikat kepala khas Betawi itu bentuknya kain melingkar dan unik. Kami transformasikan dalam desain bangunan utama stadion, berupa kubah, seperti mangkok yang tidak terputus dan bentuk dasar lingkaran," kata Arry dalam IG Live dan mengutip dari Antara pada Sabtu (10/2/2024).
"Kalau sering melihat ornamen Betawi gigi balang. Itu kami ambil untuk bagian dari perforasi fasad," tambahnya.
Bagian luar JIS yang dibuat berlubang-lubang kecil didesain untuk memudahkan sirkulasi udara di dalam stadion.
"Ini untuk pemenuhan green building, karena 50 persen dari komponen ini akan mengalirkan udara secara alami. Jadi, udara akan masuk untuk mendinginkan, khususnya untuk area tribune," kata Arry.
Kebudayaan Betawi juga ditambahkan pada bagian muka bangunan atau fasad JIS akan memiliki perforasi yang dari jauh tampak membentuk seperti corak harimau. Di mana saat malam hari akan bercahaya dan menampilkan berbagai bentuk abstrak yang bergerak.
Stadion peraih 3 rekor MURI ini disebut sebagai stadion berstandar internasional dan stadion dengan konsep keberlanjutan pertama di Indonesia sehingga mendapat sertifikat 'Green Building Grade Platinum'. Pada 2023, JIS terpilih sebagai salah satu stadion lokasi penyelenggaraan pertandingan Piala Dunia U-17. Kala itu, JIS dinilai belum sesuai standard FIFA sehingga mendapatkan banyak perbaikan.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memperbaiki beberapa bagian di JIS, di antaranya mengganti rumput dengan jenis hybrid turf sesuai standar FIFA, pembangunan JPO JIS-Ancol untuk mempermudah akses menuju tempat parkir kendaraan, ruang pemain, dan lampu stadion. Biaya yang dihabiskan untuk perbaikan, menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, mencapai Rp 100 miliar.
(aqi/abr)