Istana Merdeka merupakan Istana yang digunakan menjadi tempat tinggal presiden, salah satunya Presiden Soekarno. Bangunan ini didominasi warna putih dan tampak sangat megah.
Untuk diketahui, Istana Merdeka dibangun pada 1873 pada saat masa pemerintahan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Louden. Dilansir dari Tesis mahasiswa Universitas Indonesia Kukuh Pamuji yang berjudul Komunikasi dan Edukasi di Museum Istana Kepresidenan tahun 2010, bangunan Istana Merdeka memiliki luas 2.400 m2. Pembangunan Istana Merdeka selesai pada 1879 pada masa pemerintahan J.W. Van Lansbarge.
Dalam tesis itu disebutkan, konsep pembangunan Istana Merdeka mengikuti konsep rumah panggung sebagai bentuk antisipasi kemungkinan banjir atau pasang surut air. Konsep tersebut juga berfungsi sebagai ventilasi untuk menyejukkan isi bangunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilar-pilar besar pada bagian eksterior Istana Merdeka menampilkan corak Yunani yang kental akan gaya arsitektur Palladian. Gaya Arsitektur Palladian merupakan kebangkitan dari gaya arsitektur klasisisme atau gaya yang dianggap sebagai puncak seni bangunan paling tinggi yang dikembangkan di Yunani pada abad 5 sebelum masehi.
Kesan yang digambarkan oleh gaya Palladian ini kokoh dan anggun, seperti yang ingin dilambangkan untuk para penghuni istana.
Istana Merdeka memiliki beberapa ruangan, seperti Ruang Serambi Depan, Ruang Kredensial, Ruang Koridor, Ruang Jepara, Ruang Terima Tamu Ibu Negara, Ruang Resepsi, Ruang Kerja Presiden, Ruang Bendera Pusaka, dan Ruang Serambi Belakang.
Ruangan-ruangan tersebut tentu memiliki keunikannya masing-masing, contohnya seperti pada bagian serambi depan yang terdapat 3 buah lampu gantung kristal yang berasal dari Ceko. Lalu ada juga Ruang Jepara yang bagian interior nya didominasi nuansa Jawa Tengah dengan mebel ukir yang berasal dari Jepara.
(abr/zlf)