Ide Abis! Bikin Rumah Terapung yang Bisa Jadi Solusi Hindari Banjir

Ide Abis! Bikin Rumah Terapung yang Bisa Jadi Solusi Hindari Banjir

Cri Tanjoeng - detikProperti
Senin, 02 Okt 2023 20:01 WIB
Rumah Terapung
Foto: Isabel Nabuurs
Jakarta -

Ketika permukaan air laut naik dan badai semakin parah dan mengakibatkan adanya banjir, beberapa arsitek dan pengembang mencari kesempatan dengan memandang air nggak lagi menjadi sebuah ancaman, tetapi sebagai potensi pengembangan baru.

Dikutip dari The New York Times, Senin (2/10/2023), pada akhirnya di sebagian kota pesisir yang terancam oleh naiknya air pasang dan badai telah memanfaatkan perairan dan tepi laut sebagai membangun perumahan dan berpotensi menambatkan kapal pesiar berbentuk seperti rumah terapung, salah satunya seperti di Teluk Biscayne, Miami.

seorang arsitek Belanda dan pendiri Waterstudio yang mengkhususkan diri pada bangunan terapung yakni, Koen Olthuis, menyatakan bahwa ia ingin melihat perubahan di kota-kota seluruh dunia untuk mengubah lokasi rumah di air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami ingin mengubah kota-kota di seluruh dunia dan melihat bagaimana kami dapat mendorong kota-kota tersebut berlokasi di perairan. Saya berharap dalam waktu 50 tahun, kita melihat kembali kota-kota kita dan berkata, 'Ya, bangunan terapung itu hanya bagian dari pola hidup kota ini, masuk akal mereka menambahkan sesuatu ke dalamnya dan membuatnya menjadi area yang fleksibel," ucap Koen.

Menurut data dari Biro Referensi Populasi (Population Reference Bureau), sekitar tiga miliar orang atau setengah dari populasi dunia tinggal pada jarak 125 mili dari garis pantai. Kota-kota pesisir ini tidak hanya mengklaim tepi lautnya saja, tetapi juga perairannya dengan membangun pelabuhan, teluk, kanal, dan sungai.

ADVERTISEMENT

Di negara Belanda, sepertiga wilayahnya berada di bawah permukaan laut dan memiliki bangunan terapung seperti kantor terapung, paviliun, hingga peternakan sapi di Rotterdam. Bangunan terapung sering kali dibangun di atas pondasi beton dan ponton busa sehingga mampu berada di atas air dan aman terhadap arus air.

Menurut penelitian pada tahun 2022 yang diterbitkan dalam Journal of Water & Climate Change,banyak pendukung berpendapat bahwa desain ini berpotensi melindungi lingkungan dan memberikan dampak positif. Misalnya seperti bisa menarik burung untuk bersarang, menyediakan habitat dan konsumsi bagi kehidupan laut serta dapat memberikan dampak pada cahaya, arus, pola angin dan kualitas air.

Sebuah perumahan terapung di pusat kota Amsterdam, yakni Schoonschip memiliki 30 rumah dan telah dihuni lebih dari 100 orang yang setengahnya berbentuk dupleks dan berada di sebuah kanal di lingkungan bekas manufaktur. Rumah-rumah ini bentuknya terbuat dari kayu dan dibangun di atas dasar beton dan terhubung dengan dermaga. Penghuni rumah ini lebih kokoh dibanding perahu dan bisa bergoyang mengikuti arus air. Salah satu penghuni percaya bahwa rumah di perairan ini bukan sebuah solusi untuk terhindar dari naiknya permukaan laut dan perubahan iklim, tetapi rumah ini dianggap ramah lingkungan karena memiliki pompa panas, atap hijau dan bertenaga surya.

Rumah TerapungScoonschips (sumber foto : ArchDaily/Isabel Nabuurs)

Selain di Belanda, negara Kepulauan Samudra Hindia, yakni Maldives atau Maladewa juga mencari solusi untuk menghadapi ancaman kenaikan air dengan menciptakan lahan di laut yang merambah dan melakukan pembangunan di atas air. Pemerintah telah bekerja sama dengan pengembang Dutch Docklands dengan membangun lingkungan terapung yang dapat ditempuh dengan perahu dari ibukota, Male.

Koen Olthuis juga merencanakan pembangunan Maldives dengan menyatakan tahap pertama pengembangan sebanyak 5 ribu unit modular untuk membuka apartemen, sekolah, toko dan restoran terapung. Tetapi, ada kalanya ada hambatan aturan birokrasi yang peraturan pembangunan kota dan zonasi belum siap untuk bangunan terapung karena perlu waktu bertahun-tahun untuk pengurusannya, bahkan di kota terkenal akan rumah perahunya seperti Amsterdam saja belum siap untuk memiliki lingkungan yang dilalui air seperti Schoonschip.

Banyak kota yang belum siap dengan lingkungan terapung, tetapi akrab dengan kapal pesiar. Oleh karena itu, dua insinyur asal perancis yakni Nicolas Derouin dan Arnaud Luguet, merancang kapal pesiar yang bentuknya seperti kondominium atau villa terapung dengan atap datar dan konsep area terbuka. Saat ada badai, kapal ini bisa menurunkan tiang hidrolik dan ditarik ke dasar laut layaknya perahu yang stabil. Bahkan jika terjadi badai, perahu ini bisa keluar dari air dan terlindung dari gelombang badai.

Rumah TerapungArkup (sumber foto: Arkup.com)

Model pertama, yakni Arkup 75 pertama kali diluncurkan pada tahun 2019 dan memiliki tinggi sekitar 75 kaki, pemiliknya ini telah membangunnya di Miami dan dibeli seharga USD 4 juta atau setara dengan Rp 60 Miliar. Kini arkup tersebut menjadi populer dan banyak permintaan dengan ukuran yang lebih kecil yakni, Arkup 40 dengan harga antara USD 500 ribu - USD 1,2 Juta atau setara dengan Rp 7,5 Juta - Rp 18 Miliar.

(dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads