Nggak banyak yang tahu ada gedung unik yang berdiri di tengah padang pasir bernama Maraya. Maraya sendiri adalah bangunan berlapis cermin terbesar di dunia.

Karena lapisan cermin ini, pada waktu tertentu dalam sehari, struktur bangunan Maraya terlihat seakan-akan lenyap di tengah pada padang pasir.

Secara etimologi, kata maraya berarti 'cermin' atau 'mencerminkan' dalam bahasa Arab. Bangunan ini merupakan aula konser berkapasitas 500 kursi, pusat komunitas, dan ruang acara yang telah menjadi lokasi pertunjukan artis-artis papan atas, seperti Alicia Keys, Andrea Bocelli, Enrique Iglesias, dan John Legend.

Selain itu, bangunan ini juga merupakan karya seni yang memiliki nilai tersendiri.

Terletak di tengah lanskap gurun di Al-Ula, sekitar 22,5 kilometer dari situs arsitektur epik di Hegra, Maraya merupakan hasil kolaborasi antara firma desain Italia, Giò Forma Studio dan Black Engineering.

"Kami benar-benar percaya bahwa jika sebuah bangunan tidak bisa bersaing dengan lanskap tempatnya berdiri, maka seharusnya ia memperkaya lanskap tersebut," ungkap Florian Boje, arsitek Maraya, dikutip dari CNN, Kamis (17/8/2023).

"Kami beruntung bisa mengunjungi lokasi tersebut dan sangat terkesan dengan lanskap alam dan budayanya. Saat kami mengajukan desain, hal pertama yang kami tulis adalah 'Lokasi ini tampak tak bisa dibangun apa pun. Jika memang harus dibangun sebuah bangunan, maka itu harus memberikan kesan tersembunyi.'" tambahnya.

Akhirnya, pembangunan Maraya berhasil dirampungkan pada tahun 2019. Proses pembangunan memerlukan waktu selama enam bulan, mulai dari perancangan konsep hingga pengiriman, dengan total 76 hari konstruksi.

Tantangan dalam Proses Pembangunan Maraya

Ide untuk meletakkan sejumlah besar kaca di tengah gurun yang terik mungkin terdengar mustahil. Panas yang sangat intens di tengah gurun dapat menyebabkan kaca mengalami oksidasi.

Boje dan timnya berusaha mengembangkan lapisan khusus untuk kaca Maraya yang mampu melawan badai pasir, fluktuasi suhu yang besar, dan tantangan cuaca sehari-hari lainnya yang mungkin terjadi di gurun..

Giò Forma Studio bekerja sama dengan perusahaan berbasis di Amerika Serikat, Guardian Glass, untuk menciptakan Guardian UltraMirror, produk pelapis khusus yang dirancang dengan mempertimbangkan iklim hangat dan bercahaya di Arab Saudi.

Secara total, terdapat 9.740 panel yang melapisi bangunan tersebut.

"Daya kreativitas dan ketekunan memberikan hasil yang memuaskan bagi Guardian Glass saat kami harus menemukan solusi atas kebutuhan pembangunan Maraya Concert Hall," ujar Jasmin Hodzic, direktur pemasaran perusahaan untuk Asia dan Timur Tengah.

Lengkungan halus pada muka bangunan Maraya menimbulkan pantulan lanskap di sekitarnya jika dilihat dari kejauhan. Inilah yang menyebabkan Maraya seolah-oleh lenyap dan menyatu dengan lanskap di sekitarnya. Saat para pengunjung mendekat, mereka dapat melihat pantulan sempurna dari diri mereka sendiri.

Maraya: Seni di atas Gurun

Selain Maraya, ada tren berkesenian yang bermunculan di Al-Ula.

Penerbit buku seni asal Prancis, Assouline, menerbitkan serangkaian judul yang menampilkan arkeologi dan arsitektur Saudi. Pameran seni visual DesertX telah diadakan sebanyak dua kali di Al-Ula, membawa seniman-seniman dari seluruh dunia untuk menciptakan karya-karya khusus lokasi.

Awal tahun ini, Le Monde melaporkan bahwa arsitek terkemuka, Renzo Piano dan Richard Rogers, sedang menandatangani kesepakatan untuk memberi konsultasi dalam pembangunan cabang Centre Pompidou yang terkenal di Paris di Al-Ula, dengan nama sementara Perspective Galleries.

Pengalaman Boje dalam merancang Maraya pun bukan hanya sebatas tentang sebuah bangunan. Ia mengatakan kepada CNN mengenai ketertarikannya pada Al-Ula sehingga memutuskan untuk membangun kantor cabang firma arsitekturnya di sana.

Menggali Lebih Dalam Makna di Balik Maraya

Saat mengunjungi Maraya, tidak cukup dengan hanya mengambil foto, tetapi pengunjung harus juga memasuki bangunan ini.

Selain pertunjukan musiknya, Maraya juga menjadi tuan rumah pameran seni. Yang terbaru adalah pameran pertama Saudi Arabia tentang Andy Warhol, seniman legendaris Amerika yang mengambil inspirasi dari budaya pop dan periklanan.

Daya tarik utama lainnya adalah restoran Maraya, Maraya Social, yang menghadirkan nuansa perpaduan Eropa dan Timur Tengah. Restoran ini juga menyajikan hidangan penutup khas, terutama puding pisang dan kurma, yang merupakan komoditas buah utama di Al-Ula.

Larangan alkohol di Arab Saudi membuat banyak restoran dan tempat hiburan malam, termasuk Maraya Social, berusaha menciptakan menu mocktail kreatif yang menyenangkan.

Hotel terdekat dari Maraya adalah resor Banyan Tree. Terinspirasi oleh budaya Bedouin, hotel ini memiliki suite dengan bagian luar di bawah tenda modern yang melengkung, serta tempat api luar ruangan, kolam renang pribadi, dan area untuk melihat bintang.

Beberapa tamu memilih berjalan kaki dua kilometer melintasi lembah, tetapi hotel juga menyediakan mobil untuk mengantar mereka antara kedua lokasi tersebut. Terlepas dari pilihan untuk berjalan kaki atau dengan mobil, cara terbaik untuk melihat Maraya adalah dengan datang lebih dari sekali. Dari cahaya matahari terbenam berwarna merah muda hingga cahaya fajar yang berkilauan. Setiap waktu dalam sehari akan menciptakan pengalaman yang berbeda.