Dari ketinggian bukit, rumah itu terlihat sangat normal. Tapi dari pantai, Anda bisa melihatnya sebenarnya bertengger di tebing, yang menurut para arsitek dimaksudkan "untuk meningkatkan pengalaman lanskap seseorang melalui rasa vertigo dan rasa mengambang di laut."

Superstruktur baja galvanis memberikan dukungan yang kokoh dan dipasang ke tebing, sementara elemen kayu menghadirkan kenyamanan di dalam dan luar.

Kubus tidak dibagi menjadi beberapa tingkat, sehingga ruang hidup yang besar memenuhi seluruh area. Hanya sebagian kecil yang diubah menjadi tempat tidur.

Arsitek di belakang rumah liburan yang luar biasa ini di pulau terbesar kedua di Jepang, Hokkaido, menciptakan struktur berbentuk L untuk menghubungkan rumah dengan bukit.

Dua kubus berdiri di atas satu sama lain, memberikan kesan dinamis bahwa seluruh struktur mungkin meluncur menuruni lereng. Pintu masuk ke rumah dan ruang pribadi terletak di kubus bawah sementara, di dalam, tangga mengarah ke ruang tamu dan dapur di tingkat atas.

Struktur padat terbuat dari beton bertulang, yang dibiarkan mentah di dalam rumah untuk menciptakan penjajaran yang mencolok secara visual dengan jendela besar dan bukaan berlapis kaca.

Kemurnian geometris dan linier adalah ciri khas dari proyek ini, Rumah di Atas Tebing, di wilayah Alicante, Spanyol.

Rumah itu tertanam di lereng yang sangat curam. Sebidang tanah yang tidak biasa dan sangat sulit ini mengilhami bentuk tiga dimensi yang imajinatif, yang mengundang dialog visual yang mengejutkan dengan lingkungannya.

Sejarah aneh dan masa depan arsitektur gelembung yang radikal

Terletak di bebatuan, rumah itu benar-benar tergantung di atas kontur bukit. Terbuat dari beton, diisolasi dari luar tetapi juga dilapisi dengan semen kapur putih, dipilih oleh arsitek karena kelenturan dan kehalusannya.

Bagian depan yang sepenuhnya berlapis kaca memberikan pemandangan air yang fantastis, dan kolam renang tanpa batas serta teras yang luas di permukaan tanah tampak memperluas rumah ke laut.

Rumah Pohon Qiyunshan bukanlah rumah yang dibangun di atas pohon, tetapi rumah yang berdiri setinggi 11 meter di hutan cedar merah di provinsi Anhui timur China.

Aula masuk yang sempit dan melengkung menggemakan lekukan jalan di dekatnya. Di dalam, elemen individual dari bentuk kompleks ini terletak pada level yang berbeda dan menghadap ke arah yang berbeda.

Tangga spiral pusat mengarah ke kamar minimalis dengan jendela dari dinding ke dinding, yang berfungsi sebagai bingkai untuk pemandangan yang mencolok. Ruang tamu dan kamar tidur sengaja dibuat kecil, karena arsitek ingin membuat tempat observasi, daripada rumah keluarga yang luas.

Bahan alami digunakan untuk menyelesaikan bangunan, termasuk kayu cedar merah, untuk alasan estetika dan kepraktisan.

Lanskap indah wilayah Algarve Portugal cocok untuk arsitektur eksentrik.

Villa Escarpa adalah raksasa geometris putih yang menyeimbangkan tebing curam yang menghadap ke desa Praia da Luz. Karena aturan ketat mengenai konstruksi di garis pantai ini, strukturnya tidak boleh melebihi tapak yang diambil oleh rumah sebelumnya. Tapi arsitek Mario Martins menemukan cara yang spektakuler untuk membuat yang terbaik dari plot yang relatif kecil.

Idenya adalah untuk menciptakan efek rumah melayang di atas lanskap. Ini terbantu dengan masuknya teras atap, yang menambah ringan. Strukturnya tidak hanya menarik, tetapi juga tahan lama – sangat penting mengingat angin yang ada di daerah tersebut.

Rumah Iris dan Lipat, di Los Angeles, menyerupai potongan origami yang dilipat dengan hati-hati. Bangunan ini menampilkan permainan menakjubkan antara garis sudut tajam dan bukaan dengan berbagai ukuran, yang memungkinkan cahaya alami memenuhi setiap ruangan.

Bohemia yang memudar (tapi memikat) dari Pantai Venice Los Angeles

Fasad rumah terdiri dari berbagai bentuk dan volume, yang terbesar - dek atap dengan panorama Pegunungan San Gabriel yang menakjubkan - terinspirasi oleh vila modernis Le Corbusier.

Sebagian besar rumah tenggelam jauh ke dalam medan, yang harus digali dalam-dalam untuk menempelkan struktur kolosal ke lereng yang curam.

Terletak di atas gunung di Quebec, Kanada, jendela raksasa yang menghadap ke depan rumah ini memberikan pemandangan panorama area hutan di sekitarnya. Yang lebih besar dari dua bangunan menampung ruang tamu, sedangkan yang lebih kecil memiliki dua kamar tidur.

Desain rumah sebagian ditentukan oleh penyertaan atap yang menjorok ke bawah, membatasi jumlah sinar matahari selama bulan-bulan musim panas yang lebih hangat. Bertengger di atas bukit, fondasi struktur ditambatkan ke tanah dan bangunan dilapisi dengan kayu bakar agar lebih menyatu dengan lingkungan sekitarnya.

"Sambil menyempurnakan lanskap, proyek di atas segalanya menganggap kabin sebagai ruang minimal dan kontemplatif, mengundang ketenangan," tulis Naturehumaine, firma arsitektur dan desain yang berbasis di Montreal di belakang rumah.

Dibangun di pantai Granada Spanyol, Casa Del Acantilado, atau "Rumah Tebing", merupakan penghormatan kepada arsitek Antoni Gaudí. Sudut kemiringan yang menantang (kira-kira 42 derajat) tampaknya telah menginspirasi daripada membatasi kreativitas firma arsitektur di balik desain, Gilbartolomé.

Rumah itu tidak hanya terkubur di bukit, tetapi juga tersembunyi di bawah atap yang aneh. Jika dilihat dari atas, bentuknya yang montok dan permukaannya yang bertekstur menyerupai kulit naga atau ombak laut.

Casa Del Acantilado terletak di dua lantai - satu didedikasikan untuk ruang tamu ruang terbuka dan yang lainnya menampilkan ruang yang lebih intim.