Ini Arsitek Gedung DPR dan Sejarah Pembangunannya

Ini Arsitek Gedung DPR dan Sejarah Pembangunannya

Zulfi Suhendra - detikProperti
Jumat, 21 Jul 2023 12:06 WIB
Petugas memeriksa dome Gedung Nusantara DPR atau Gedung Kura-Kura di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (19/5/2022). Sekretariat Jenderal DPR menganggarkan sebesar Rp4,5 miliar untuk perbaikan gedung tersebut. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Foto: Soejoedi Wirjoatmodjo
Jakarta -

Gedung DPR/MPR RI yang terletak di kawasan Senayan, Jakarta Selatan merupakan salah satu bangunan bersejarah di Indonesia. Siapa arsitek Gedung DPR?

Gedung DPR/MPR RI adalah gedung yang digunakan sebagai kantor para legislatif yang terdiri dari Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Dikutip dari situs MPR RI, gedung ini didirikan pada tanggal 8 Maret 1965 melalui Surat Keputusan Presiden RI Nomor 48/1965. Berawal dari gagasan Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno untuk menyelenggarakan CONEFO (Conference of the New Emerging Forces).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arsitektur gedung merupakan hasil rancangan karya Soejoedi Wirjoatmodjo, Dpl.Ing. yang ditetapkan dan disahkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 22 Februari 1965.

Pembangunan sempat terhambat karena adanya peristiwa G 30 S PKI dan dilanjutkan kembali berdasarkan Surat Keputusan Presidium Kabinet Ampera Nomor 79/U/Kep/11/1966 tanggal 9 Nopember 1966 yang peruntukannya diubah menjadi Gedung MPR/DPR RI.

ADVERTISEMENT

Kompleks MPR/DPR/DPD RI terdiri dari beberapa Gedung, yaitu: Gedung Nusantara yang merupakan gedung utama dalam komplek MPR/DPR/DPD yang berbentuk kubah dengan bentuk setengah lingkaran yang melambangkan kepakan sayap burung yang akan lepas landas, Gedung Nusantara I setinggi 100 meter dengan 24 lantai yang diresmikan, Gedung Nusantara II, Gedung Nusantara III, Gedung Nusantara IV, Gedung Nusantara V, Gedung Bharana Graha, Gedung Sekretariat Jenderal MPR/DPR/DPD, Gedung Mekanik, dan Masjid Baiturrahman.

Di areal komplek Gedung MPR / DPR RI, terdapat kolam air mancur dengan patung Elemen Estetik dan diapit oleh tiang bendera berjumlah 35 buah dan Gedung dengan tulisan besar Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dengan titik pandang utama tangga yang besar dan tinggi masuk Gedung Nusantara.

Wujud Patung Elemen pada dasarnya berupa tiga bulatan yang saling berhubungan dan berkesinambungan. Patung Elemen Estetik ini adalah karya Drs. But Mochtar dari Departemen Seni Rupa Institut Teknologi Bandung.

Teknik pembuatan Patung Elemen Estetik adalah dibuat dari konstruksi rangka besi dengan lapisan sheet tembaga ditanamkan pada pondasi beton. Pembuatan Patung Elemen Estetik selesai pada tahun 1977.

Profil Soejodi Wirjoatmodjo

Dikutip dari situs Kemendikbud, Soejoedi dikenal sebagai mahasiswa yang menonjol kepandaiannya. Baru menyelesaikan empat tahun masa studinya di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Bandung (sekarang ITB), Soejoedi sudah terpilih sebagai mahasiswa Indonesia pertama yang mendapat beasiswa dari pemerintah Prancis. Namun, setelah selama setahun mendalami arsitektur di Ecole Superieure National des Beaux Arts, Paris, ia merasa tidak cocok dengan negeri tersebut. Soejoedi kemudian pindah ke Hoogeschool, Delft, Belanda.

Suasana politik di Indonesia, membuat Soejoedi dan mahasiswa Indonesia lainnya akhirnya pindah ke Jerman. Di Jerman, Soejoedi memperoleh gelar Master Dipl. Ing dari Technische Universitat, Berlin Barat setelah studi selama dua tahun dan lulus dengan predikat cum laude.

Soejoedi, pelopor pemasyarakatan arsitektur modern di Indonesia melalui karya-karyanya, penggagas pembukaan sekolah-sekolah arsitektur baru di Jakarta (Universitas Indonesia), Yogyakarta (Universitas Gajah Mada), Semarang (Universitas Diponegoro), Surabaya (Institut Teknologi Surabaya), dan Makassar (Universitas Hassanudin). Itu, dalam rangka menggalang kekuatan menandingi dominasi CGMI di kampus-kampus saat itu. Beliau pejuang profesi, arsitek guru bagi generasi muda.
Perhatian Soejoedi dalam menghasilkan karya-karya arsitektural yang monumental, seperti Gedung Sekretariat ASEAN, Gedung Kedutaan Besar Prancis, dan Kedutaan Besar Indonesia di Kualalumpur, Seoul, Beograd.

Puncak keberhasilannya ialah gedung MPR. Sayangnya kesuksesannya tidak disertai dengan perhatian terhadap kesehatannya sendiri. Karena terlalu keras bekerja, Soejoedi, kerap jatuh sakit sehingga akhirnya harus menyerah pada takdir. Dalam usia muda, 53 tahun, Soejoedi mengembuskan napasnya yang terakhir pada tanggal 17 Juni 1981.

Demikian sejarah Gedung DPR dan arsitek yang membangunnya, semoga bermanfaat!




(zlf/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads