The Long Walk: Jalan Terus Atau Mati

Candra Aditya
|
detikPop

EDITORIAL RATING

4/5

AUDIENCE RATING

-
Poster Film The Long Walk
Di Amerika versi distopia, ada sebuah kontes bernama "The Long Walk" yang diadakan setiap tahun. Pesertanya adalah remaja-remaja pria yang dijanjikan kekayaan yang tak terkira kalau mereka menjadi pemenang. Konon, pemerintah melaksanakan kegiatan ini untuk "menumpas kemalasan". Cara memenangkan "The Long Walk" lumayan gampang: jalan terus sampai menjadi satu-satunya yang bertahan. Tidak ada garis finish dan semua orang harus berjalan sesuai dengan kecepatan yang sudah diatur. Ada tiga kali peringatan dan kalau melewati batas peringatan, peserta akan kalah.

Sinopsis di atas kelihatannya sederhana sampai kamu menyaksikan peserta kalah pertama langsung ditembak mati oleh panitia. The Long Walk yang merupakan adaptasi novel karya Stephen King-King menulisnya di dekade 60-an meskipun cerita ini baru terbit pada tahun 1979-dan mungkin itu yang membuat cerita film ini terasa seperti mimpi buruk. Hanya King yang mampu membuat kegiatan yang sederhana menjadi teror. Dengan cerita seperti itu, tidak mengherankan juga Lionsgate memanggil Francis Lawrence yang merupakan sutradara lima dari enam film Hunger Games sebagai komandannya. Dua cerita tersebut memiliki benang merah yang sama.

The Long Walk adalah sebuah drama bercampur thriller. Sepanjang durasi penonton akan berkenalan lebih dekat dengan karakter-karakternya sebelum patah hati melihat mereka mati. Jantung dari film ini adalah Ray Garraty (Cooper Hoffman, anak dari aktor legendaris Phillip Seymour Hoffman) yang mengikuti kontes ini dengan alasan misterius. Dengan cepat ia berteman dengan Peter McVries (David Jonsson, tahun lalu mempesona dalam Alien: Romulus). Hubungan kedua orang ini yang akhirnya menjadi drama The Long Walk.

The Long Walk bisa jadi mengambil setting tahun 70an tapi pesan yang ia sampaikan tetap terasa kuat sampai sekarang. Konon King menulis bukunya sebagai bentuk protes atas Perang Vietnam-bagaimana Amerika membuat propaganda yang menyatakan bahwa partisipasi anak muda adalah bagian bentuk dari nasionalisme. Perang Vietnam sudah lama berlalu tapi seramnya apa yang ada di layar terasa relevan sampai sekarang. Pemerintah yang gagal membuat rakyatnya makmur membuat sebuah kompetisi yang terlihat seolah-olah demi kebaikan padahal ia sedang berupaya untuk mengoyak-ngoyak hubungan sesama rakyat. Semuanya dilakukan agar rakyat lupa siapa musuh sebenarnya. Terasa familiar? Bukan rahasia kalau buku ini dijadikan referensi banyak tontonan budaya pop sekarang dari Battle Royale, Hunger Games sampai Squid Game.

Dengan aturan main yang lebih sederhana daripada arena Hunger Games, sutradara Francis Lawrence tetap berhasil menggambarkan nuansa yang tegang sekaligus depresif. Lanskap Americana yang hadir di layar terasa suram. Langit mendung, kendaraan terbakar, funiture terbengkalai. Bahkan kehadiran hewan yang ada di layar kalau tidak cacat, ya sudah menjadi bangkai. Kalau pun The Long Walk mengajak penonton untuk melihat pemandangan yang indah, Lawrence menggunakan kesempatan itu untuk mempertebal teror. Darah kelihatan sangat merah di tengah terik matahari. Jasad para peserta sama sekali tidak ada bedanya dengan binatang liar yang ditabrak orang.

Selama 108 menit, The Long Walk mengenalkan penonton terhadap para peserta lain yang mewarnai perjalanan panjang karakter-karakter yang tidak beruntung ini. Ada Stebbins (Garrett Wareing) yang memiliki rahasia sendiri, Hank Olsen (Ben Wang) yang tidak bisa diam, Arthur Baker (Tut Nyuot) si bocah alim) sampai Gary Barkovitch (Charlie Plummer) si antagonis yang layak untuk dibenci. Interaksi mereka membuat The Long Walk terasa dalam dan serius. Remaja ini terpaksa berpartisipasi dalam kompetisi ini karena situasi yang sangat buruk.

Meskipun The Long Walk tidak berakhir dengan ledakan besar seperti yang diharapkan, tapi film ini tetap berhasil menghadirkan sebuah pengalaman menonton yang seru. Pesan pembuat filmnya yang tegas membuat film ini tidak bisa dilupakan. Di sebuah situasi dimana pemimpin menggunakan kekuasaannya untuk memperkuat diri sendiri dan bukannya memakmurkan rakyatnya, mimpi dan kebebasan adalah satu-satunya jalan keluar. Siapa bilang film hiburan tidak bisa menginspirasi?


The Long Walk tayang di seluruh jaringan bioskop di Indonesia.

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.

Genre Horor
Runtime 1 jam 48 menit
Release Date 12 September
Production Co. Lionsgate
Director Francis Lawrence
Writer JT Mollner, Stephen King
Cast Cooper Hoffman, David Jonsson, Garret Wareing


TAGS


MOVIE LAINNYA

SHOW MORE