Melihat Proses Latihan Teater Bunga Penutup Abad

Redaksi detikpop diundang buat melihat proses latihan yang diselenggarakan oleh Titimangsa. Selama satu jam, kita melihat adegan saat Jean Marais (Andrew Trigg) menyambangi rumah Nyai Ontosoroh (Happy Salma) dan bertemu dengan Minke (Reza Rahadian) dan Annelies (Chelsea Islan).
Di momen itu, Jean Marais mengenalkan dirinya sebagai seorang pelukis dari Prancis dan berkaki pincang. Ia menawarkan diri buat melukis Annelies, yang dikenal sebagai potret 'Bunga Penutup Abad'.
May Marais (Sajani Arifin) juga dikenalkan saat beradu akting dengan Annelies. Keduanya menari bersama dan tampak bahagia.
Di akhir proses latihan, Minke kembali bicara dengan Nyai Ontosoroh dan ingin meninggalkan Surabaya. Minke mau balik lagi ke Batavia.
"Kau tahu kenapa aku lebih saya kau, Minke? Karena kau menulis, tulisanmu akan abadi nun jauh di sana," kata Nyai Ontosoroh.
![]() |
"Tak ada hak aku untuk menahanmu, menantuku. Bahkan tempatmu gak bisa digantikan oleh siapapun termasuk Panji Darman," sambungnya.
Produser dan pendiri Titimangsa, Happy Salma, cerita salah satu adegan yang dipentaskan adalah monumental dari keseluruhan cerita.
"Tentunya ada perubahan dan beberapa adegan yang dikurangi. Ada yang beda dari set panggung, tata artistik, komposer juga berubah dan mungkin memberikan kesegaran yang lain sebagai aktor tentunya saya merasa tertantang. Serupa tapi gak sama," ungkap Happy Salma di AD Studio, kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, pada Kamis (21/8).
Reza nimpali, dari segi artistik dan pemain ada yang baru. "Kalau dulu May adalah kakaknya, sekarang adiknya. Ada penambahan adegan baru juga, penyesuaian pada teks, dan tentunya kami berupaya sebaik mungkin menampilkan sesuatu yang gak sama," kata Reza.
Bunga Penutup Abad berkisah mengenai kehidupan Nyai Ontosoroh dan Minke setelah kepergian Annelies ke Belanda. Nyai Ontosoroh khawatir mengenai keberadaan Annelies sehingga mengutus pegawainya, yaitu Robert Jan Dapperste atau Panji Darman, untuk menemani ke mana pun Annelies pergi.
Kehidupan Annelies sejak berangkat dari Pelabuhan Surabaya terus dikabarkan melalui surat-surat oleh Panji Darman. Surat-surat itu bercap pos dari berbagai kota tempat singgahnya kapal yang ditumpangi Annelies. Minke selalu membacakan surat-surat itu kepada Nyai Ontosoroh.
Surat demi surat membuka pintu-pintu nostalgia antara mereka bertiga, seperti ketika pertama kali Minke berkenalan dengan Annelies dan Nyai Ontosoroh, bagaimana Nyai Ontosoroh digugat oleh anak tirinya, sampai Annelies terpaksa dibawa pergi ke Belanda berdasarkan keputusan pengadilan putih Hindia Belanda.
(tia/pus)