Bisma Karisma Sajikan Persinggahan Rihlah, Ruang Tengah Antara Doa dan Nada

Dicky Ardian
|
detikPop
Bisma Karisma menggelar Persinggahan Rihlah.
Bisma Karisma menggelar Persinggahan Rihlah. Foto: dok. Bisma Karisma
Jakarta - Setahun setelah merilis album solo bertajuk Rihlahgak, Bisma Karisma gak berhenti di situ aja. Mantan personel SMASH yang sekarang makin mantap menapaki jalur solo, kembali muncul lewat sebuah acara yang gak biasa: Persinggahan Rihlah.

Bukan konser. Bukan juga sekadar diskusi. Acara yang digelar di Suara Dewandaru, Sleman, Yogyakarta pada Minggu (20/7) ini adalah sebuah pengalaman mendengarkan yang super intim, reflektif, dan penuh nuansa spiritual.

Kalau kamu dulu kenal Bisma dari gaya enerjik SMASH, sekarang siap-siap kaget. Lewat Rihlah, album yang berisi delapan lagu bernuansa spiritual, Bisma menunjukkan sisi lain dirinya yang jauh lebih tenang, dewasa, dan penuh perenungan. Lagu seperti Malam adalah eksplorasi diri, sementara Aamiin terasa seperti doa yang mendalam.

"Persinggahan Rihlah ini jadi kesempatan buat menyapa pendengar RIHLAH dalam suasana yang lebih intim," ungkap Bisma.

Konsep acaranya juga gak kalah unik. Para peserta duduk lesehan di ruangan remang-remang, ditemani aroma wewangian alami yang bikin tenang. Album diputar penuh dari awal sampai akhir, sementara Bisma menghadirkan gestur-gestur kontemporer yang memperkuat atmosfer. Semuanya terasa kayak sedang ikut ritual kecil, tapi dalam versi yang sangat chill dan artistik.

Setelah sesi mendengarkan, Bisma membuka diskusi. Suasana makin hangat karena semua bisa ngobrol, tanya-jawab, dan denger langsung cerita di balik lagu-lagu RIHLAH-dari proses kreatif, pencarian makna, sampai momen spiritual yang menginspirasi tiap track.

Sebagai pamungkas, Bisma tampil bareng Tridhatu, duo musisi eksperimental asal Semarang yang spesialis di dunia healing music dan eksplorasi frekuensi suara. Dengan Aristya Kuver dan Andy Sueb, mereka menciptakan pertunjukan meditatif yang menggugah.

Bisma juga ikut memainkan handpan dan alat musik tradisional Sunda, karinding, yang ia sambungkan dengan pencarian asal-usulnya sendiri.

Kolaborasi ini sukses bikin malam itu terasa seperti pertemuan spiritual-antara tubuh, jiwa, suara, dan semesta. Sebuah pengalaman yang gak cuma didengar, tapi juga dirasakan.

Nama Rihlah sendiri berarti perjalanan dalam bahasa Arab. Dan memang, Bisma sudah melalui perjalanan panjang: dari keceriaan boyband hingga sekarang jadi seniman yang mendalam dan penuh refleksi. Musiknya kini jadi medium pencarian diri, penyembuhan, dan penghubung antara pencipta dan pendengar.

Setelah Yogyakarta, Persinggahan Rihlah rencananya bakal mampir ke kota-kota lain.


(dar/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO