Fan Bingbing Eksis Lagi Lewat Mother Bhumi
Namun, ini bukanlah Fan Bingbing yang dikenal publik: lupakan gaun haute couture dan makeup glamor. Di film terbarunya, drama Malaysia berjudul "Mother Bhumi" (Bumi Ibu), Bingbing menjalani transformasi fisik dan mental yang sangat drastis, membuktikan bahwa dirinya adalah salah satu aktris paling berani di Asia.
"Saya tidak perlu membaca naskah lagi saat syuting," ujar Fan Bingbing di Tokyo (via The Hollywood Reporter pada 3 November).
Dalam film garapan sutradara Malaysia, Chong Keat Aun, Bingbing berperan sebagai seorang ibu tunggal dari komunitas minoritas Siam Malaysia yang bekerja sebagai petani padi di siang hari dan dukun penyembuh di malam hari pada akhir tahun 90-an.
Untuk peran ini, sang bintang tidak main-main. Ia tiba di Kedah, Malaysia, jauh sebelum jadwal syuting hanya untuk beradaptasi. Bingbing juga menghabiskan waktu berbulan-bulan tinggal di desa, belajar cara menanam padi, menggembalakan kerbau, dan merasakan kerasnya kehidupan pedesaan.
Ia pun harus menguasai empat bahasa sekaligus untuk perannya: Melayu, Hokkien, Thailand (Siam), dan bahkan sedikit Indonesia. Ia berlatih dialek ini secara intensif setiap hari melalui rekaman yang diberikan sutradara.
Di lokasi syuting yang keras dan dikelilingi nyamuk, Bingbing bahkan bercerita bahwa ia rela wajahnya "dihancurkan" demi penampilan yang autentik dan kotor.
"Komitmennya luar biasa. Ia adalah aktris yang datang kepada saya dan berkata, 'Anda boleh menghancurkan wajah saya jika itu diperlukan'," kenang sutradara Chong Keat Aun, memuji dedikasi bintang internasional tersebut.
Mother Bhumi tidak hanya menjadi proyek comeback Fan Bingbing, tetapi juga menandai babak baru dalam kariernya.
Setelah lima tahun absen dari sorotan industri film Tiongkok-periode yang penuh tantangan pribadi-Bingbing justru menyebut masa tersebut sebagai hadiah.
"Masa-masa sulit membuka jendela kreatif baru bagi saya," jelas Fan.
"Menghadapi kesulitan telah membuat saya menjadi seorang pemain yang lebih kuat. Perjuangan pribadi memberikan kedalaman emosional yang dibutuhkan untuk berakting."
Kini, Fan Bingbing mengaku lebih tertarik pada film-film arthouse dan cerita-cerita kompleks tentang perempuan. Perannya yang transformatif sebagai ibu sekaligus tabib ini telah dielu-elukan kritikus sebagai kebangkitan karier yang akan mendefinisikannya kembali di mata penonton internasional.
Mother Bhumi sendiri mendapat sambutan meriah di Tokyo. Film ini tidak hanya menyoroti masalah hak tanah dan ketegangan etnis di Malaysia tetapi juga memberikan panggung kepada Fan Bingbing untuk menampilkan jangkauan akting yang selama ini tersembunyi di balik citra glamornya.
(ass/tia)











































