Tema Horor yang Gak Ada Seram-seramnya di Tangan Komika

Harusnya, cerita-cerita para komika menakutkan, tapi di tangan peserta ini tema horor malah jadi lucu. Kayak penampil pertama, Andro, seorang dosen yang mengaku gak ada yang lebih horor ketimbang nasibnya.
Andro menyebut, buat kebanyakan orang horor itu biasanya muncul dari film. Tapi dia bercerita tentang perjalanan kariernya. Setelah kuliah sampai S2, dia mengaku mendapat honor Rp 80 ribu.
"Sembilan tahun aku jumpscare kalau lihat slip gaji, ada angka 8 itu aku ngeri," katanya di panggung eliminasi Comic 8 Revolution.
Tapi ternyata, Andro juga mengaku selama ini menutupi penghasilan dari istrinya. Di panggung itu, dia mengaku baru buka-bukaan terkait honornya.
"Makanya, aku berusaha pecah materi supaya aku bertahan. Karena kalau aku pulang, rumah tanggaku yang pecah," ungkapnya disambut gelak tawa.
Sementara Bayu Terimakasih mengangkat kisah keluarganya yang horor. Menurut Bayu, gak ada yang lebih horor dari ayah lima anak dan pengangguran seperti dirinya.
Bayu menyebut, secara KBBI, horor itu ada kecemasan, kengerian dan ketakutan. Tiga poin yang menurutnya dialami selama hidupnya.
"Gue selalu cemas kalau bini gue gajian, nyampe gak ya ke bulan depan? Kengerian, gue paling ngeri kalau lihat anak makan udah bisa sendiri, nambah sendiri. Beras gue gimana kabarnya? Ketakutan, pernah dengar suara cewek nangis malam-malam, ternyata itu istri gue," ungkap Bayu.
Bayu mengisahkan, malam itu istrinya lalu bicara soal mendapat pesan singkat dari ibunya. Isi pesan itu juga gak kalah horor karena istrinya diminta buat pisah dari Bayu.
"Terus gue bilang, namanya juga orang tua, besok juga lupa. Tapi masalahnya, udah 3 hari ini ibu WA mulu," tuturnya.
Ketakutan lain dari Bayu juga ketika melihat istrinya pulang kerja terus mengeluh sakit. Dia takut besok istrinya gak bisa masuk kerja.
Baca juga: Momen Haru Eliminasi Comic 8 Revolution |
"Siapa yang hidupin keluarga?" katanya.
Minggu lalu, keluarga Bayu juga datang ke panggung, mengungkap rasa rindu karena sudah cukup lama berpisah. Maklum, selama mengikuti karantina, mereka gak diperbolehkan buat bertemu.
"Anak gue ngomong di depan kru, om ocong om, terus anak gue yang satu lagi bilang, ada etan tiga. Gue cuma mau ngasih tau, kalau anak gue bilang gitu, om ocong, itu perut ocong om. Terus ada etan gak tiga?" tuturnya disambut tepuk tangan meriah.
(nu2/nu2)