Dunia konser di Indonesia memang makin ramai, tapi di balik panggung megah para idol dan musisi internasional, para promotor juga punya kegelisahan.
Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) menegaskan industri pertunjukan musik lokal gak bisa begitu saja dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura atau Malaysia.
Hal itu diungkap Novry Hetharia, Ketua Bidang Advokasi dan Perizinan APMI, dalam RDPU Harmonisasi RUU Hak Cipta dengan Baleg DPR RI pada Selasa, 18 November. Menurut Novry, negara tetangga bisa lebih 'nyaman' menggelar konser karena dukungan pemerintahnya luar biasa, terutama soal venue.
"Pemerintah di Singapura atau Malaysia, mereka memberikan banyak sekali subsidi kepada promotor, diantaranya adalah kemudahan untuk menggunakan venue maupun murahnya harga venue," kata Novry, melansir TV Parlemen, Kamis (20/11/2025).
Kondisinya berbeda banget dengan Indonesia, terutama Jakarta. Sewa stadion untuk konser bisa bikin banyak promotor angkat tangan.
"Jadi seperti kami, kalau dilihat sewa venue di sini, stadion, itu kita harus tutup Rp 7 miliar (sampai) Rp 8 miliar. Kalau di Malaysia itu cuma Rp 200 juta," ujarnya.
Dengan biaya setinggi itu, Novry bahkan bilang lebih masuk akal kalau promotor bikin konser di Malaysia ketimbang di rumah sendiri.
"Untuk sewa stadion, lebih baik kami bikin di sana. Karena sudah jelas di sini biayanya, dan di sini tidak ada stadion yang menampung, hanya ada dua, yaitu di GBK dan JIS," lanjutnya.
Masalah lain muncul ketika konser sudah dijadwalkan, venue dibayar lunas, tapi tiba-tiba bentrok dengan agenda olahraga.
"Jadi, apabila kita sudah bayar full (lunas) pun, tapi kalau misalnya ada agenda untuk olahraga, untuk sepak bola, kita bisa digeser. Sementara kita sudah bayar puluhan miliar ke pihak artis. Dan itu kadang mereka tidak mau geser (jadwal) atau bahkan tidak mau refund (kembalikan uang)," tuturnya.
Karena itu, APMI berharap pemerintah ikut turun tangan untuk membenahi ekosistem pertunjukan musik, mulai dari regulasi sampai infrastruktur.
"Jadi, kita butuh dukungan pemerintah. Dan kemudian (ada kebutuhan) infrastruktur. Kalau bisa, ada ruang-ruang konser yang baru yang dapat mendukung negara-negara lain bisa datang ke Indonesia," pungkas Novry.
Simak Video "Video: Kenapa Venue Konser di Indonesia Minim? Ini Kata Wamenbud-Wamenpar"
(dar/dar)