Rapper Sundanis Angkat Budaya Lokal di EGP

Siapa bilang hiphop cuma bisa dinikmati segelintir orang? Nyatanya, kalau dibungkus pakai bahasa lokal, musik ini bisa nyampe ke semua telinga. Itu juga yang dibuktikan Rapper Sundanis.
Musisi asal Bandung ini baru aja ngerilis single terbarunya berjudul EGP (Emang Gue Pikirin), karya pertama sejak ia resmi gabung dengan label FloorInc.
Yang bikin menarik, EGP langsung hadir dengan dua rasa: versi solo dan versi duet bareng penyanyi asal Bandung, Dev Kamaco. Dan gak butuh waktu lama, baru seminggu rilis, lagunya udah ngegas di TikTok dengan lebih dari 52 ribu kreasi pakai sound ini.
"Rasanya banyak sekali orang yang mengalami hal seperti yang tertuang di lagu ini dan cara untuk menyikapinya adalah dengan bersikap masa bodoh alias EGP (Emang Gue Pikirin)," jelas Sundanis, pemilik nama lengkap Rudi Supriadi.
Uniknya, proses bikin EGP tuh kilat banget. Beat, lirik, sampai rekaman rampung cuma dalam sehari.
Tapi jangan salah, meski lagu jadi cepat, video klipnya justru makan waktu lebih panjang. Sundanis sampai syuting MV versi solo pas lagi tur di Jepang.
"Video klip versi solo diproduksi saat aku sedang tur di Jepang jadi benar-benar memanfaatkan waktu ketika tidak ada jadwal show atau kunjungan ke radio untuk syuting. Semoga lagu ini dan video musiknya akan disukai masyarakat yang menonton," katanya.
Meski dikenal dengan gaya hiphop dangdut pakai bahasa Sunda, kali ini Sundanis bikin EGP lebih universal. Aransemen tetap ada sentuhan dangdut, tapi dibuat biar gampang dicerna pencinta musik mainstream. Gak heran, sejak 2015, dia memang konsisten eksplorasi warna musik ini.
Sebelum gabung FloorInc, Sundanis udah punya rekam jejak keren. Mulai dari kolaborasi sama Rotra dari Jogja Hiphop Foundation (2012), sampai ngegarap musik bareng rapper Jepang kayak Stillichimiya dan Yungyu di 2023 dan 2024.
Soal visi ke depan, Sundanis gak main-main. "Kota Bandung itu terkenal sebagai salah satu pusat kreativitas musik Tanah Air dan cita-citaku adalah mengembalikan kejayaan musisi dari Bandung yang dulu banyak mendominasi belantika musik Indonesia. Semoga keinginan itu bisa tercapai," tutupnya.
(dar/dar)