Drama Royalti Musik di DPR Panas: Ariel Curhat, Dhani Nyaris Diusir

Awalnya, rapat berjalan serius ketika Ariel NOAH, yang hadir sebagai Waketum Vibrasi Suara Indonesia (VISI) angkat bicara. Ariel menyoroti keruwetan soal izin penggunaan lagu, terutama ketika penyanyi membawakan karya orang lain di acara komersial.
"Dalam hal yang dibilang tadi komersil, dalam bentuk pensi aja sudah komersil sebetulnya kan, gitu. Apakah itu juga berlaku yang sama? Pernah disebutkan juga bahwa gak semuanya, penyanyi kafe yang toh komersil pun, itu nggak perlu izin. Nah, itu yang bikin kita tahu bingung sebetulnya," kata Ariel dalam rapat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (27/8/2025).
Menurut Ariel, perlu ada klasifikasi jelas, penyanyi model apa yang wajib izin? Yang bayarannya besar saja, atau semua tanpa kecuali? Karena di UU Hak Cipta, klausul itu masih abu-abu.
Momen panas muncul ketika Dhani langsung menyela. Dia ingin menjawab pernyataan Ariel, tapi Willy menegaskan bahwa forum ini hanya untuk menampung masalah, bukan debat.
"Ini bukan forum berbalas pantun," ucap Willy menegur.
Dhani sempat ngotot, bahkan bilang akan menghubungi Ariel lewat WhatsApp saja. Situasi makin tegang saat giliran Judika bicara. Dia menekankan pentingnya menghormati hak pencipta lagu. Judika bahkan mencontohkan, setiap kali manggung dia selalu memasukkan klausul soal royalti ke dalam kontrak.
"Karena saya juga pencipta. Abang saya pencipta lagu Batak di daerah, mereka juga merasakan hal yang sama," ujar Judika.
Menurut Judika, masalah utama bukan di aturan izin semata, tapi di sistem distribusi royalti yang masih amburadul.
"Kalau Mas Piyu bilang harus izin dulu, ya oke-oke saja. Tapi faktanya di lapangan, ada hal-hal yang bikin ekosistem jadi kurang enak," tambahnya.
Belum selesai, Dhani lagi-lagi memotong, mempertanyakan apa maksud kurang enak itu. Judika sempat terdiam, tapi akhirnya menjawab lagi, sebelum Willy kembali menegur Dhani dengan keras.
"Sekali lagi interupsi, kami berhak keluarkan jenengan dari forum," kata Willy menegaskan.
Meski suasana agak panas, Judika tetap melanjutkan. Dia bilang, tujuan awal seorang musisi tentu agar karyanya dinyanyikan banyak orang. Masalah baru muncul kalau hak ekonomi dan moral pencipta dilanggar.
"Kalau hak ekonomi gak dibayar, hak moral diganggu, atau lagu diacak-acak, itu kita bisa komplain," tegasnya.
Polemik royalti ini jelas masih jauh dari kata selesai. Tapi setidaknya, forum kali ini memperlihatkan keresahan nyata dari musisi, pencipta, sampai regulator.
(nu2/nu2)