Tarian Terakhir Jadi Bukti Mercusuar Masih Punya Napas Panjang

Mercusuar sempat bikin pengakuan kalau mereka kepikiran buat pamit pada 2025 karena kesibukan masing-masing personel. Tapi ternyata semesta berkata lain.
"Namun karena dukungan dari Didi Music, sepertinya kami akan menari kembali di album-album berikutnya," ungkap Lamlam, sang vokalis, dengan semangat yang udah kayak mau konser.
Comeback mereka dikasih judul Tarian Terakhir, sebuah EP (Extended Play) dengan lima lagu yang gak cuma puitis, tapi juga penuh energi bangkit. Ada Sajak Bijak, Jelita, Iqro, Hidup Kelak Berputar Kembali (HKBK), dan Peta Manusia-lagu terakhir bahkan mereka garap bareng Don Duru sebagai kolaborator.
Yang bikin makin menarik, musikalitas EP ini ngasih vibe vintage 70-an dan 90-an-nostalgik tapi tetap relevan, dibungkus dengan lirik metaforis yang bikin kuping dan pikiran sama-sama kerja.
"Benang merahnya adalah musik Pop dengan sentuhan Vintage 70-an dan 90-an. Dibalut dengan lirik gaya metafor," jelas Dani Irjayana, gitaris dan pianis Mercusuar.
Memang terasa sih, lagu-lagunya tuh kayak ngomong ke dua generasi sekaligus. "Kami pengen bikin musik dan lirik yang nggak childish di mata orang dewasa, tapi juga nggak tabu buat didengar anak-anak," lanjut Lamlam.
Di balik proses kreatif yang ciamik, EP ini juga sempat dihantam masalah besar. Semua data mereka hilang dan akhirnya harus rekaman ulang dalam waktu 10 hari demi ngejar deadline dari label. Tapi hey, hasil akhirnya malah lebih solid!
Dari sisi label, Adjie Dygta selaku A&R Didi Music Records bilang kalau EP ini jadi cara paling tepat buat ngenalin sisi terbaik Mercusuar ke publik yang lebih luas. "Kita pilih format EP dulu karena mereka masih dalam tahap meningkatkan eksistensinya," ujarnya.
Harapannya sih, EP ini bukan cuma jadi pengingat kalau Mercusuar masih relevan, tapi juga bisa bikin mereka makin dikenal di ranah musik digital. Dan tentu aja, penggemar bisa nikmatin karya ini live di atas panggung.