Legenda Reggae Max Romeo Meninggal Dunia

Kabar duka ini diumumkan lewat akun media sosial resminya dua hari kemudian, tepatnya tanggal 13 April.
"Dengan duka mendalam, kami mengumumkan meninggalnya Max yang kami cintai. Kami sangat berterima kasih atas ungkapan cinta dan penghormatan, dan dengan hormat kami memohon privasi untuk saat ini. Legenda tak pernah mati."
Max Romeo bukan cuma musisi reggae biasa. Dia adalah suara perlawanan. Lewat lirik-liriknya, Max berani ngomong soal isu sosial, politik, dan keresahan rakyat Jamaika di tahun-tahun penuh gejolak.
Salah satu karya pamungkasnya, War Ina Babylon, jadi semacam soundtrack krisis politik Jamaika era 70-an.
Tapi jangan salah, Max juga punya sisi nakal nan ikonik. Lagu Wet Dream yang rilis pada 1969 sempat bikin kontroversi karena liriknya yang terlalu vulgar buat sebagian negara. Tapi malah karena itulah lagunya meledak dan jadi pintu masuk karier internasional Max.
Walau gak sepopuler Bob Marley, Max Romeo jelas satu frekuensi sama legenda tersebut. Mereka sama-sama pakai reggae buat menyuarakan keresahan dan menyebar cinta lewat melodi yang jujur dari hati.
Max Romeo boleh aja udah nggak ada secara fisik, tapi musiknya masih akan terus bergema di seluruh dunia. Dari pantai Jamaika sampai kafe-kafe kecil di Jakarta yang muter playlist reggae sore-sore.
Rest in power, Max.
(dar/wes)