Novi Vokalis Sukatani Nyanyi Proyek Sialan

Novi, vokalis Sukatani, gak lagi pakai topeng yang khas itu. Dia kini tampil lebih riang, bersama Kolektif AMPSKP.
Lengannya mengayun mengikuti musik balada yang dimainkan rekan-rekannya itu. Ada beberapa video penampilan mereka yang diunggah di akun YouTube Support Local, dengan pemandangan lanskap hijau berlatar belakang pegunungan.
Tapi Novi, tetaplah Novi, guru yang merupakan vokalis band punk itu gak kehilangan auranya. Dia tetap menghentak dengan suara lantangnya, suara yang gak cuma tercermin dari warnanya, tapi juga lirik yang dinyanyikan.
Salah satu lagunya adalah Proyek Sialan, sebuah balada yang membawa ingatan kamu kepada karya-karya emas era 80-an, ketika Iwan Fals, Franky Sahilatua hingga Doel Sumbang, seolah-olah punya satu musuh bersama.
Lagunya menghujam-hujam para pelaku ketidakadilan. Liriknya menjadi napas perjuangan buat para pendengarnya. Nah, itu juga yang dikasih Novi bersama Kolektif AMPSKP.
Proyek Sialan, mengangkat premis soal makin tercemarnya lingkungan. Di mana anak-anak gak bisa lagi bebas bermain, ikan-ikan gak lagi sanggup bertahan, bahkan babi hutan pun terpaksa menyerang lahan pertanian gegara tempat tinggalnya dibabat.
Mereka juga menyoroti proyek-proyek yang terus berjalan, meski sudah jelas melanggar aturan.
Di lagu Renung, Novi mengajak pendengarnya buat membayangkan, bagaimana jadinya bila di masa depan, gak ada lagi hutan penuh dedaunan.
"Akankah demi uang, masa depan kehidupan kita korbankan?" begitu petikan lirik Renung.
Dari kualitas audio, lagu-lagu tersebut memang terdengar apa adanya. Tapi pesan-pesan yang diutarakan Novi cs, kayaknya wajib menjadi renungan.
Novi punya nama panggung Twister Angel saat jadi vokalis Sukatani. Band punk tersebut beberapa minggu lalu jadi yang paling mencuri perhatian dunia musik. Novi muncul bersama gitarisnya, Muhammad Syifa Al Lutfi alias Alectroguy, di media sosial, meminta maaf karena lagu Bayar Bayar Bayar.
Sejak saat itu, Sukatani justru semakin diperbincangkan karena isu 'pembredelan'. Novi yang juga berprofesi sebagai guru dipecat. Sukatani menjelaskan pemecatan Novi dilakukan tanpa memberikan ruang dan kesempatan pembelaan diri.
(nu2/dar)