Main Stage
Cikal Bakal Penyanyi Vidi Aldiano, Azan dan Kantin Sekolah

Vidi Aldiano hari ini dikenal sangat baik sebagai solois pria yang sukses menaklukan pentas musik Indonesia. Melahirkan lima album dengan sejumlah hits, memiliki jutaan pengikut di media sosial dan rangkaian kegiatan khas selebriti dan musisi lainnya.
Akan tetapi, jika mundur ke masa kecil sebelum semua terjadi, ada dua momen atau faktor yang membuat itu terjadi. Pertama, adalah Vidi kecil yang gemar sekali dengan azan di televisi, dan kedua, hasrat Vidi remaja yang ingin mengganti playlist di kantin sekolahnya.
Bertamu ke program Main Stage detikcom, Vidi Aldiano membagi satu per satu ceritanya. Awalnya karena kegemaran Vidi menonton jingle iklan di televisi dan sibuk menyenandungkannya. Karena hal tersebut, ayah dan ibunya menganggap anak sulung mereka itu tahu nada dan bisa bernyanyi.
Perasaan orangtua terbukti tidak salah, dan Vidi berhasil meraih piala pertama lomba bernyanyi di usia 2,5 tahun.
"Gue itu sudah suka nyanyi dari kecil, jadi gue suka nyanyi karena dulu suka dengar jingle iklan. Gue suka ikutin nada-nadanya," buka Vidi.
Uniknya, selain iklan, Vidi juga suka dengan suara azan. Pria 33 tahun itu selalu ikut bersenandung ketika mendengarkan azan berkumandang. Bahkan hal itu juga membuat dirinya sangat suka melewati masjid ketika waktu azan tiba.
"Gue suka dengerin azan, tiap lewat masjid yang lagi azan, gue senang sama nadanya," sambung Vidi lagi.
"Dulu mama mikirnya, anak gue suka musik ya, ikutin lomba kali. Kayaknya nyokap gue iseng, tapi nggak tahu gimana ceritanya, gue menang saat itu, Juara 3," kenangnya sambil tertawa. Ketika ditanya lagu apa yang dinyanyikannya, dia pun sudah lupa.
"Gue lupa lagunya, tapi itu piala pertama gue," lanjutnya.
Playlist Kantin Sekolah
![]() |
Album pertama Vidi Aldiano bertajuk Pelangi di Malam Hari, lahir pada 2008. Cerita uniknya, album itu tidak lahir begitu saja, melainkan ada pemicu di baliknya yang terkait dengan kantin di sekolah.
Pemicu utamanya adalah, kala itu, Vidi Aldiano ingin sekali mengganti lagu-lagu yang diputar di kantin sekolahnya. Dia merasa tak suka dan bosan dengan lagu-lagu tersebut sehingga membuatnya berniat menciptakan album sendiri untuk diputar di sana.
"Bikin album itu sebenarnya mau ganti playlist di kantin sekolah karena gue nggak suka sama playlistnya. Lagunya nggak jelek, tapi nggak selera gue aja," ungkap Vidi sambil tertawa.
Apa yang kemudian dihadapi Vidi SMA adalah, membuat album musik tidak segampang yang dia pikir. Album tersebut baru rampung sepanjang tiga tahun masa sekolah. Alhasil, album rampung bersamaan dengan dirinya lulus. Dan rencana memutar lagu-lagunya di kantin sekolah, kemudian berubah menjadi lebih besar, dengan memutarkan pada berbagai media secara nasional.
"Gue mikir kayak bikin album sesuatu yang mudah dan nggak sulit. Gue mikirnya sebentar, nggak tahunya tiga tahun. Mungkin karena gue kan perfeksionis anaknya ya. Gue bikin lagu, lirik jelek, gue ulang. Sampai gue putus sama pacara gue karena nggak mau diganggu," katanya lagi.
Jika dilihat ke belakang kemunculan Vidi ditandai oleh lagu daur ulang Nuansa Bening. Suaranya yang segar serta perpaduan rap dari JFlow, membuat Nuansa Bening versi Vidi meroket populer. Fakta dari lagu tersebut adalah, lagu itu adalah terakhir yang diputuskan untuk masuk ke dalam album.
"Mimpi gue besar dan terealisasi. Nuansa Bening itu lagu terakhir dan gue mikir album yang sudah dibuat susah payah ini, bisa didengar oleh banyak orang. Nggak cuma di kantin sekolah aja," tutup Vidi bangga.
(dar/mif)