Avatar Waralaba Paling Cuan, Star Wars Lewat!
Berdasarkan laporan terbaru dari Deadline pada 30 Desember, trilogi Avatar kini memegang rekor pendapatan kolektif yang tak tertandingi, memperkokoh posisinya sebagai raja box office global.
Dengan kesuksesan masif Avatar (2009) dan Avatar: The Way of Water (2022), total pendapatan dari dua film pertama saja telah menembus angka fantastis USD 5,23 miliar. Jika dikonversikan ke dalam rupiah, angka ini mencapai sekitar Rp 83,68 Triliun.
Keberhasilan Avatar tidak hanya datang dari satu wilayah, melainkan dari penetrasi pasar global yang merata. Film pertama masih memegang gelar film terlaris sepanjang masa dengan pendapatan USD 2,9 miliar (Rp 46,4 Triliun), sementara sekuelnya menyumbang USD 2,3 miliar (Rp 36,8 Triliun).
Analis industri mencatat bahwa strategi rilis ulang yang dilakukan Cameron setiap beberapa tahun juga berkontribusi besar dalam menjaga arus kas tetap mengalir, sekaligus memperkenalkan keajaiban Pandora kepada generasi baru sebelum film berikutnya dirilis.
Dalam artikel Slash Films (30/12), para ahli strategi media menekankan betapa besarnya pengaruh ekonomi dari waralaba tersebut.
"Apa yang dicapai oleh James Cameron bukan hanya keberuntungan box office. Ini adalah hasil dari kontrol kualitas yang ekstrem dan pemahaman mendalam tentang teknologi visual. 'Avatar' bukan lagi sekadar film; ini adalah aset keuangan yang nilainya setara dengan perusahaan Fortune 500."
Laporan itu juga menyoroti risiko yang kini telah berubah menjadi keuntungan mutlak.
"Dahulu, banyak yang meragukan apakah penonton akan kembali ke Pandora setelah jeda 13 tahun. Namun, 'The Way of Water' membungkam semua kritikus. Trilogi ini sekarang memiliki pengaruh ekonomi yang begitu besar sehingga mampu menopang pendapatan Disney selama bertahun-tahun melalui ekspansi taman hiburan 'Pandora: The World of Avatar' dan lisensi merchandise global."
Keuntungan luar biasa ini tentu tidak datang dengan murah. James Cameron dikenal sebagai sutradara yang gemar menghabiskan anggaran besar demi kesempurnaan teknis.
Anggaran produksi rata-rata setiap film Avatar menelan biaya antara USD 350 juta hingga USD 460 juta. Dalam kurs kita, ini setara dengan Rp 5,6 Triliun hingga Rp 7,3 Triliun per film.
Disney dilaporkan telah berkomitmen menghabiskan lebih dari USD 1 miliar (Rp 16 Triliun) untuk biaya produksi gabungan sekuel-sekuelnya.
Namun, dengan pendapatan yang kini berkali-kali lipat dari biaya modal, Avatar menjadi bukti bahwa investasi besar pada teknologi orisinal dapat menghasilkan return on investment (ROI) yang jauh lebih stabil dibandingkan mengikuti tren film pahlawan super.
Dengan film ketiga, Avatar: Fire and Ash, para analis memperkirakan total pendapatan waralaba ini akan segera melewati angka USD 7,5 miliar (Rp 120 Triliun). Angka ini akan membuat nilai trilogi Avatar melampaui total pendapatan banyak negara kecil di dunia.
Keberhasilan finansial Avatar telah menempatkannya di kasta yang berbeda dibandingkan waralaba besar lainnya. Sebagai perbandingan, trilogi sekuel Star Wars hanya mampu mengumpulkan USD 4,48 miliar (sekitar Rp 71,6 triliun), diikuti oleh trilogi Jurassic World dengan USD 3,98 miliar (Rp 63,6 triliun), trilogi Spider-Man versi Tom Holland dengan USD 3,96 miliar (Rp 63,3 triliun), serta trilogi legendaris Lord of the Rings yang meraup USD 2,96 miliar (Rp 47,3 triliun).
Hal yang paling mengejutkan adalah fakta dua film pertama Avatar saja sudah berhasil melampaui total pendapatan seluruh film dalam trilogi Star Wars, yang notabene adalah pesaing terdekatnya.
Selain itu, berbeda dengan trilogi lain dalam daftar ini yang sering kali dipandang "tidak murni" karena adanya pengembangan ke film keempat atau lebih, Avatar mencapai angka-angka fantastis ini dengan narasi yang lebih terfokus.
Angka-angka ini bukan sekadar statistik; ini adalah bukti nyata dari kesuksesan yang sangat masif dan hampir tidak masuk akal jika dibandingkan dengan standar industri Hollywood saat ini.
James Cameron telah menciptakan ekosistem di mana setiap film yang dirilisnya menjadi sebuah "peristiwa wajib nonton". Dengan tiga film lagi yang direncanakan, dominasi Pandora di puncak ekonomi perfilman tampaknya tidak akan tergoyahkan dalam satu dekade ke depan
Saksikan Live DetikSore:
(ass/ass)











































