Supergirl: Bukan Pahlawan Sempurna, Tapi Anti-Hero Penuh Beban
Dalam sebuah acara pers baru-baru ini, dilansir dari MovieWeb (12/12), kepala DC Studios James Gunn, sutradara Craig Gillespie, dan pemeran utama Milly Alcock membuka tabir mengenai visi mereka untuk pahlawan wanita yang sangat berbeda dari Superman ini.
Para pembuat film menjelaskan Supergirl akan menjadi film superhero yang unik, menampilkan karakter utama yang penuh dengan "beban" dan jauh dari citra kesempurnaan.
Sutradara Craig Gillespie menjelaskan DC Studios memberikan kebebasan kreatif penuh kepada timnya untuk membuat sesuatu yang menonjol. Gillespie menyatakan dukungan yang ia terima dari James Gunn dan Peter Safran:
"Mereka mendukung kami untuk membuat sesuatu yang unik dan berbeda di jagat ini... Gunn memberi tahu saya, 'Saya ingin memperlakukan DCU seperti dunia buku komik, di mana setiap film adalah novel grafisnya sendiri, dengan artisnya sendiri, dan penulisnya sendiri, dan ini adalah visimu tentang itu.'"
Gillespie menekankan keunikan ini adalah kunci dalam DCU yang baru, yang memungkinkan setiap cerita memiliki nada dan fokus yang berbeda.
Inti dari perbedaan film ini terletak pada karakter Supergirl itu sendiri. Gillespie mengungkapkan film ini pada dasarnya adalah kisah "anti-hero," sebuah pendekatan yang menyegarkan untuk sebuah karakter dengan lambang "S" di dadanya.
"Ini benar-benar kisah anti-hero. Yang saya sukai dari naskah yang ditulis Anna [Nogueira] adalah Supergirl punya banyak beban dan banyak iblis saat dia datang, yang sangat berbeda dari posisi Superman dalam hidupnya," paparnya.
Foto: Dok. Ist |
Kompleksitas ini akan diperankan oleh Milly Alcock. Gillespie menambahkan Alcock mampu membawa seluruh kompleksitas karakter ini dengan cara yang "sangat manusiawi," di mana penonton dapat merasakan empati terhadapnya.
James Gunn juga menyoroti bagaimana Supergirl versi DCU ini akan mendobrak stereotip pahlawan wanita yang seringkali digambarkan tanpa cela.
Gunn secara eksplisit menyatakan dia ingin memberikan kedalaman yang sama kepada pahlawan wanita seperti yang telah lama diizinkan untuk pahlawan pria.
"Kami benar-benar memiliki pandangan yang berbeda tentang Supergirl. Anda tahu, begitu sering pahlawan super wanita begitu sempurna, dia sama sekali tidak seperti itu. Dia sangat tidak sempurna, seperti yang telah diizinkan bagi pahlawan super pria untuk terjadi selama beberapa waktu."
Pandangan ini menjanjikan Supergirl sebagai karakter yang lebih relatable dan edgy di tengah lanskap superhero.
Mengenai casting, James Gunn menceritakan anekdot manis tentang bagaimana ia memilih Milly Alcock, yang bersinar sebagai Rhaenyra Targaryen muda di House of the Dragon.
"Saya sangat gembira untuk mengerjakan Supergirl, dan saya berkata, 'Anda tahu siapa yang akan hebat,' Ini benar-benar terjadi. Saya berkata di telepon, 'Anda tahu siapa yang akan hebat sebagai Supergirl? Gadis kecil itu dari House of the Dragon. Gadis kecil itu, makhluk kecil mungil, manusia kecil mungil itu dari House of the Dragon. Saya pikir dia benar-benar memiliki sesuatu yang istimewa dalam dirinya," ucapnya.
Alcock sendiri menggambarkan pengalaman syuting sebagai sesuatu yang "Gila. Tapi dalam artian terbaik," dan ia sangat antusias untuk membagikan kerja keras timnya.
Gunn menutup diskusi dengan menegaskan kembali Supergirl adalah film yang berdiri sendiri, dengan tujuan yang jelas untuk menawarkan keragaman naratif dalam DCU.
"Ini adalah medium berbasis cerita; kami ingin cerita ada di bioskop yang keren dan berbeda satu sama lain. Dan film ini tidak persis sama dengan kloning Superman versi wanita."
"Film ini sepenuhnya memiliki identitasnya sendiri. Dan dengan karakter yang sama-sama layak untuk perlakuan ini, dan saya tidak sabar menunjukkannya kepada Anda."
Supergirl: Woman of Tomorrow dijadwalkan tayang di bioskop pada 26 Juni 2026.
(ass/dar)












































