Giring Ganesha Beri Apresiasi kepada Para Sineas Sambut FFI 2025

Wakil Menteri Kebudayaan Indonesia, Giring Ganesha memberikan sambutan menjelang Festival Film Indonesia (FFI) 2025 yang akan digelar di Taman Ismail Marzuki pada 20 November 2025.

Dalam sambutannya di Gedung A Kementerian Kebudayaan Indonesia, Senayan, Jakarta Pusat, Giring tidak hanya menyoroti kualitas perfilman nasional yang semakin berkembang, tetapi juga berbagi nostalgia perjalanan kariernya di dunia musik dan film.

"Film adalah karya kolektif. Setiap penghargaan yang diraih dalam FFI bukan hanya kemenangan sutradara atau aktor, tetapi juga seluruh kru yang terlibat," ujar Giring Ganesha di Gedung A Kementerian Kebudayaan, Senayan, Jakarta Pusat pada Rabu (12/11/2025).

Menurutnya, setiap orang yang berkontribusi dalam sebuah film pantas merasa bangga. Bahkan sampai para kru setingkat pembantu umum (PU) dalam jajaran produksi film.

Dalam kesempatan tersebut, Giring juga mengenang perjalanan kariernya sebagai vokalis band Nidji, terutama saat dipercaya mengisi lagu tema film legendaris Laskar Pelangi.

Ia menuturkan, ide untuk mengisi soundtrack Laskar Pelangi muncul secara spontan. Hal itu setelah Giring membaca novel karya Andrea Hirata tersebut.

"Saya di bandara ngomong, 'Guys, pokoknya kalau buku ini dijadikan film, kita yang harus isi soundtrack-nya.' Tapi teman-teman saya kayak, 'Yaelah ini anak ngomong apaan sih pagi-pagi'," kenangnya sambil tertawa.

Tak lama kemudian, mimpi itu menjadi nyata ketika Mira Lesmana menghubunginya dan menawarkan proyek tersebut. Giring menuturkan proses pembuatan lagu Laskar Pelangi, penuh tantangan karena harus dilakukan di tengah jadwal tur yang padat. Namun, hasilnya menjadi karya legendaris yang hingga kini melekat di hati masyarakat Indonesia.

"Saya paham betul rasanya melahirkan sebuah karya, mulai dari gagasan sampai akhirnya menjadi sebuah film yang luar biasa," ujarnya penuh rasa syukur.

Menjelang malam penghargaan FFI 2025, Giring menyampaikan pesan khusus bagi para sineas hingga jajaran produksi yang filmnya masuk nominasi.

"Siapapun yang sudah masuk nominasi, saya yakin, orang-orang casting ngomong, 'Oh, gue waktu itu yang nge-casting langsung ke mana-mana.' Penata rias-nya juga, 'Gue yang kemarin riasin Christine Hakim di Perempuan Bergaun Merah,' misalnya begitu," tutur Giring.

Ia menekankan pentingnya menghargai seluruh pihak yang bekerja di balik layar.

"Karena teman-teman yang di belakang itu juga ikut berkorban, meninggalkan rumah, pagi sudah siaga, malam pulang paling terakhir. Rayakanlah kemenangan itu bersama mereka, karena mereka juga sudah menyumbangkan cinta dan kasih sayang terhadap cerita yang kalian bawakan," pesannya.

Namun, Giring juga memberi nasihat sederhana agar kemenangan tak membuat para sineas larut dalam euforia. Ia ingin sineas Indonesia juga terus berkarya usai euforia FFI 2025.

"Siapapun yang menang nanti saya titip, rayakannya sehari saja. Sehari saja. Setelah itu, masih banyak ribuan cerita indah yang berhak masuk ke layar lebar," tegasnya.

Menutup pesannya, Giring menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh panitia dan pelaku industri film Indonesia.

"Karena setiap kali kita menonton film Indonesia, masuk ke bioskop, duduk bersama keluarga, lampu mati, layar menyala lupa deh semua problematika hidup. Kita dibawa ke tempat lain. Jadi, terima kasih buat semua sineas Indonesia dan panitia FFI yang sudah bekerja keras selama setahun ini untuk terus meningkatkan dan merayakan luar biasanya film Indonesia," pungkasnya.

Festival Film Indonesia (FFI) 2025 akan diselenggarakan pada 20 November 2025 dengan tema Puspawarna Sinema Indonesia. Acara ini merupakan edisi ke-45 dan bertujuan untuk merayakan keberagaman film Indonesia, mengundang pendaftaran karya hingga 31 Agustus 2025, dan menghadirkan 17 nominasi Piala Citra.