10 Film Perjuangan Indonesia Cocok Ditonton di Hari Pahlawan
Film-film perjuangan ini mampu membangkitkan rasa cinta tanah air serta menyoroti keberanian, kegigihan, dan tekad luar biasa dari para pejuang. Berikut adalah 10 film perjuangan Indonesia yang sangat direkomendasikan untuk ditonton di Hari Pahlawan.
Tjoet Nja' Dhien (1988)
Film klasik yang disutradarai oleh Eros Djarot ini menceritakan kisah perjuangan heroik Cut Nyak Dhien, seorang pahlawan wanita dari Aceh, dalam melawan penjajahan Belanda. Film ini memenangkan banyak penghargaan, termasuk Piala Citra, dan menggambarkan semangat juang tanpa henti meskipun kondisi fisik pahlawan semakin melemah.
Sang Kiai (2013)
Mengangkat kisah perjuangan KH Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama, dalam melawan penjajah Jepang dan Belanda. Film ini menyoroti peran penting tokoh agama dalam membangkitkan semangat rakyat untuk melawan penjajahan melalui jihad dan pengorbanan ideologis yang mendalam.
Merah Putih (2009)
Bagian pertama dari trilogi Merah Putih ini mengisahkan perjuangan sekelompok pemuda dari berbagai latar belakang yang berbeda dalam melawan Belanda selama Agresi Militer Belanda I (1947). Film ini menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan di tengah perbedaan demi kemerdekaan Indonesia.
Jenderal Soedirman (2015)
Mengisahkan perjuangan Jenderal Soedirman dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Meskipun sedang sakit keras, Soedirman tetap memimpin gerilya melawan pasukan Belanda dengan semangat pantang menyerah, menampilkan sosok pahlawan yang teguh dan rela berkorban demi bangsanya.
November 1928 (1979)
Film klasik karya Teguh Karya ini bercerita tentang perlawanan rakyat Jawa terhadap pasukan kolonial Belanda dalam Perang Diponegoro. Dengan setting yang otentik, film ini menampilkan aksi heroik sekaligus dilema moral dan pengkhianatan yang dihadapi oleh para pejuang.
Nyai Ahmad Dahlan (2017)
Film ini menyoroti perjuangan Nyai Ahmad Dahlan, istri dari KH Ahmad Dahlan, dalam memperjuangkan pendidikan dan hak-hak perempuan di masa penjajahan. Film ini mengangkat tema emansipasi dan kontribusi perempuan dalam kebangkitan bangsa melalui organisasi Muhammadiyah.
Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta (2018)
Karya Hanung Bramantyo ini mengisahkan Sultan Agung, raja Mataram yang memimpin perlawanan terhadap penjajah Belanda pada abad ke-17. Film ini menampilkan konflik politik dan pribadi yang dihadapi Sultan Agung dalam mempertahankan kerajaannya melawan kolonialisme.
Serangan Fajar (1982)
Menceritakan peristiwa bersejarah Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, yang dipimpin untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Republik Indonesia masih eksis setelah agresi militer Belanda. Film ini menyoroti peran penting masyarakat Yogyakarta dalam mendukung perjuangan militer.
Perburuan (2019)
Diadaptasi dari novel karya Pramoedya Ananta Toer, film ini bercerita tentang perjuangan seorang mantan tentara PETA yang diburu oleh Jepang setelah ikut serta dalam pemberontakan. Film ini mengangkat tema perjuangan individu melawan penjajahan Jepang dan trauma perang.
Nagabonar (1986)
Berbeda dari yang lain, film ini adalah komedi situasi yang mengambil latar perang kemerdekaan di Sumatera Utara. Nagabonar menceritakan seorang pencopet di Medan yang menjadi tentara garis depan. Film ini memadukan humor dengan nilai-nilai patriotisme dan keberanian dalam melawan Belanda.
Film-film ini secara kolektif memperlihatkan bahwa perjuangan untuk kebebasan, keadilan, dan kesetaraan adalah bagian tak terpisahkan dari identitas dan sejarah bangsa Indonesia.
(ass/dar)











































