Kristen Stewart: Hollywood Pura-pura Dukung Sineas Wanita Pasca-Me Too
Menurutnya, perubahan yang terjadi hanyalah pura-pura dan jauh dari harapan. Stewart, yang juga seorang sineas dan baru saja merilis film pendeknya, The Chronology of Water, menyatakan bahwa meskipun ada banyak percakapan dan janji setelah #MeToo, dukungan nyata untuk sutradara wanita tidak kunjung terwujud.
"Kami melakukan semua percakapan ini, dan kami berpikir, 'Oke, ini akan bagus, ini akan benar-benar berubah'," kata Stewart dilansir dari Variety (5/11).
"Tetapi secara sistematis, dalam hal uang, dukungan, kepercayaan, dan kepercayaan, tidak ada perubahan sama sekali."
Kritik Stewart menyoroti kesenjangan besar antara retorika Hollywood tentang keragaman dan inklusi, dengan realitas di lapangan.
Ia merasa bahwa para eksekutif studio dan produser terlalu sering hanya memberikan dukungan di permukaan tanpa investasi yang berarti pada proyek-proyek yang dipimpin oleh wanita. Ini menciptakan sebuah ilusi kemajuan yang pada akhirnya tidak memberikan dampak positif bagi para pembuat film wanita.
Menurut Stewart, Hollywood masih terjebak dalam pola lama yang menghambat perempuan untuk menduduki posisi sutradara atau produser dengan anggaran besar.
"Ini adalah kebohongan yang aneh dan menjijikkan, yang hanya sebuah alasan untuk terus melakukan apa yang telah mereka lakukan," tegasnya.
Pernyataan ini mencerminkan frustrasi yang dirasakan banyak sineas wanita, yang merasa bahwa meskipun narasi publik telah berubah, hambatan struktural yang menghalangi mereka untuk mendapatkan proyek besar, anggaran yang memadai, dan kepercayaan penuh dari studio masih sangat kental.
Mereka sering kali dihadapkan pada skeptisisme atau batasan yang tidak dihadapi oleh rekan-rekan pria mereka, meskipun memiliki bakat dan pengalaman yang setara.
Baca juga: Desta Jadi Dono di Warkop DKI Reborn |
Stewart sendiri memiliki pengalaman sebagai sutradara. Film pendeknya, The Chronology of Water, telah mendapatkan pujian kritis dan menunjukkan ambisinya di belakang kamera. Ini membuatnya semakin memahami tantangan yang dihadapi oleh sutradara wanita dalam menavigasi industri yang masih didominasi pria.
Kritik dari Kristen Stewart ini menambah daftar panjang suara-suara di Hollywood yang menyerukan perubahan lebih konkret. Meskipun laporan-laporan tahunan sering menunjukkan peningkatan kecil dalam representasi wanita di beberapa posisi, kritik seperti yang disampaikan Stewart menunjukkan bahwa angka-angka tersebut tidak selalu mencerminkan pengalaman nyata para sineas wanita dalam menghadapi industri.
Pertanyaan utamanya adalah: Apakah Hollywood akan benar-benar mengambil tindakan lebih dari sekadar percakapan dan janji, untuk menciptakan ekosistem yang secara fundamental mendukung dan memberdayakan pembuat film wanita? Atau apakah pura-pura dukungan ini akan terus berlanjut, menyisakan frustrasi di balik layar yang glamor?
(ass/dar)











































