Cinta Pertama Fedi Nuril di Dunia Akting

Asep Syaifullah
|
detikPop
Fedi Nuril di Gedung Balai Kota DKI Jakarta
Foto: Hanif Hawari/ detikHOT
Jakarta - Bicara soal film-film bertemakan poligami, ada satu aktor yang sepertinya layak menyandang gelar ikon atau bahkan disebut sebagai Duta Poligami di film, yakni Fedi Nuril.

Puluhan film sudah dimainkan olehnya sejak berkarier di dunia hiburan pada awal 2000-an. Pilihan pertamanya bukan langsung berakting di depan kamera, melainkan berpose sebagai seorang model majalah hingga bintang iklan.

Berada dalam satu manajemen dengan Vino G Bastian, Yogi Finanda, dan Revaldo, Fedi yang kompetitif itu merasa gak mau kalah dengan teman-temannya yang sudah lebih dulu mencicipi dunia akting. Mantan karyawan di perusahaan akuntan itu pun langsung meminta kepada manajernya untuk mencarikannya film.

Gayung bersambut, Rudi Soedjarwo ternyata tengah mencari cast untuk Mengejar Matahari (2004). Ia akhirnya ditawari main di sana dan itu menjadi pembuka kariernya di dunia akting.

"Sampai akhirnya dapat main di film pertama, Mengejar Matahari, sutradaranya Rudi Sujarwo. Mengikuti persiapan, latihan, sampai syuting."

"Di situ sih mulai merasa, wah ini sih bisa untuk jangka panjang ini kariernya. Dan memang aku pada dasarnya memang suka senilah," ungkapnya.

Cuplikan adegan dalam film Mengejar Matahari (2004).Cuplikan adegan dalam film Mengejar Matahari (2004). Foto: Dok. Ist

Proyek pertama itu membuatnya nyaman hingga lahir puluhan judul-judul lainnya dari beragam genre. Aktor berusia 43 tahun itu mengakui ada perasaan nyaman yang dirasakannya setiap kali berakting yang sulit diungkapkan lewat kata-kata.

"Ya gak bisa dijelasin sih, itu enak banget perasaan itu ketika kita bisa berakting sampai di level itu sih."

"Cuma seperti itulah, karakter kita udah mengambil alih. tubuh pikiran kita, jadi kita bener-bener ada di situasi adegan. Kita udah gak mikirin apakah kompor di rumah udah dimatiin. Fokus, total fokus bahwa ini adalah, saya adalah si karakter, ini adalah lawan main saya. Bahkan, kru kan tetep keliatan ya, tapi entah kenapa mereka udah gak keliatan gitu," jelasnya.

Gak cuma itu, ia turut ngebahas soal tantangan yang dirasain selama ini saat berakting. Menurutnya hal paling sulit itu adalah adegan nangis, kenapa?

"Karena laki-laki di Indonesia cenderung dididik dengan cara laki-laki gak boleh cengeng. Laki-laki gak boleh nangis. Nah, itu setidaknya buat aku ya, aku merasa itu mempengaruhi acting sih," kata pemeran Hadi di Pangku (2025).

"Jadi ketika emosi sedih itu muncul, tameng didikan jaman dulunya juga muncul jadi kayak sebenernya ini udah sedih sih cuma air matanya kok gak keluar ya gitu agak mentok gitu," lanjutnya.

Ia sampai butuh waktu cukup lama untuk bisa melatih adegan itu agar terlihat natural. Dan, hasil latihan itu baru terlihat saat Fedi tampil di film Hanung Bramantyo, Ayat Ayat Cinta (2008).

Semuanya gak terjadi dengan cepat, tapi butuh step by step yang agak panjang. Ia sempat komunikasi dulu dengan psikolog, acting coach, sampai akhirnya bikin playlist sendiri lho!

"Aku mulai dari bikin playlist lagu, bikin list film, nanya-nanya orang film apa sih yang bikin lo nangis banget gitu. Itu bener tuh aku mulai coba dengerin, mulai coba nonton, sampai akhirnya bener gak sadar tiba-tiba netes gitu. Nah ini bisa dibilang gemboknya udah kebuka, tinggal buka pintunya," terangnya.

Fedi Nuril juga cerita-cerita soal sosok aktor yang bikin dia amaze. Penasaran siapa dan film apa? Simak jawabannya di berita selanjutnya di detikpop ya guys!


(ass/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO