Hollywood Bisa Kiamat Lebih Cepat

Nugraha
|
detikPop
Tilly Norwood, aktris AI (Artificial Intelligence) yang diperkenalkan sebagai bintang Hollywood.
Tilly Norwood Foto: dok. Instagram @tillynorwood
Jakarta - Hollywood lagi-lagi ribut gara-gara teknologi, setelah kemunculan Tilly Norwood, aktris virtual ciptaan perusahaan Particle6. Debat soal batas antara manusia dan AI di dunia hiburan makin panas.

Ada yang kagum dengan kecanggihan ini, tapi gak sedikit juga yang merasa khawatir. Terutama di kalangan pelaku industri film paling mentereng di dunia itu.

Sekarang, suara paling keras datang dari orang yang baru saja terpilih jadi presiden SAG-AFTRA, serikat aktor terbesar di Amerika, Sean Astin. Astin adalah pemeran utama di film Rudy dan juga sempat main di Stranger Things.

Dalam wawancara barunya seperti dilansir Variety, Astin bilang kalau isu AI ini sebenarnya bukan kejutan.

"Saya paham kenapa cerita ini memikat banyak orang, tapi ini bukan hal pertama. Kita baru saja melewati 118 hari mogok kerja, berjuang keras buat memastikan ada perlindungan dan aturan soal AI. SAG-AFTRA sudah lama ada di garis depan pertarungan ini. Seiring teknologi berkembang secepat kilat, kita juga siap hadapi tantangan," ujarnya.

Tilly Norwood sendiri bikin heboh sejak September, ketika Particle6 ngumumin kalau ada agensi-agensi besar Hollywood yang berminat mewakilinya untuk film dan TV. Bayangin aja, aktris yang bahkan bukan manusia, tapi bisa punya agen kayak Natalie Portman atau Scarlett Johansson. Dari situ, protes langsung meledak.

Bahkan, SAG-AFTRA secara resmi sudah mengecam Norwood, dan sejumlah bintang besar seperti Emily Blunt, Melissa Barrera, sampai Lukas Gage ikut angkat suara. Mereka khawatir AI ini bisa jadi jalan pintas buat studio mengurangi penggunaan aktor manusia.

Astin juga menegaskan kalau masalah ini gak bisa dilepaskan dari agensi. Dia bilang dalam waktu dekat, serikatnya bakal duduk bareng Association of Talent Agents (ATA), asosiasi yang menaungi raksasa agensi kayak CAA, WME, dan UTA, buat bahas kesepakatan baru.

"Hubungan kita dengan ATA penting banget. Kita berharap percakapannya sehat dan konstruktif, supaya aktor dan agen bisa saling dukung. Kami bergantung pada penilaian dan kerja keras agen, begitu juga mereka bergantung pada bakat dan pasar kami," kata Astin.

"Isu sesungguhnya di sini adalah bagaimana karya kami ditayangkan, izin apa saja yang dipakai, dan kompensasi seperti apa yang seharusnya diterima."

Astin juga mengingatkan kalau serikatnya gak berjuang sendirian. Jumat lalu, Gubernur California Gavin Newsom menandatangani undang-undang baru yang juga didukung oleh kesaksian dari SAG-AFTRA.

Menurut Astin, ini bukti kalau serikatnya sudah tahu harus memperlakukan aktor sintetis seperti Tilly dengan cara yang tepat.

"Dalam urusan AI, kita punya leverage luar biasa, karena penonton sebenarnya masih ingin melihat aktor manusia di film, serial TV, animasi, video game, sampai audiobook. Itulah kekuatan kita," tegasnya.

Pernyataan Astin ini jadi semacam peringatan keras. Hollywood boleh aja tergoda sama teknologi, tapi tanpa aktor sungguhan, industri ini bakal kehilangan jiwanya. Apa benar seperti itu?


(nu2/ass)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO