Film Misteri Berbalut Esek-esek yang Gak Relevan Lagi

Nugraha
|
detikPop
Fall for Me
Netflix Foto: dok Fall for Me
Jakarta - Sejak dulu, konten dewasa yang dibungkus ketegangan selalu laku keras. Bahkan, ada satu genre khusus yang bikin orang panas dingin di kursi bioskop sekaligus heboh membicarakan plot twist setelahnya, yaitu erotic thriller.

Sekarang genre ini hampir tinggal kenangan, padahal dulu sempat jadi primadona. Gimana ceritanya sampai bisa hilang, dan apa mungkin bangkit lagi?

Kalau ditarik mundur, benih erotic thriller muncul dari film noir era 40-50an. Film kriminal waktu itu sering menampilkan hubungan terlarang, perempuan fatale, dan nuansa penuh intrik.

Alfred Hitchcock juga ikut menanam benih lewat film-film suspense yang punya sentuhan sensual di balik ketegangan psikologisnya. Lalu pada 60-70an muncul pengaruh giallo Italia, film misteri penuh darah, sensualitas, dan atmosfer gothic.

Semua pengaruh ini bercampur dan akhirnya melahirkan genre baru yang terang-terangan menabrak batas, membicarakan perselingkuhan, nafsu, dan kekerasan. Racikan itu sukses bikin penonton dewasa terhibur.

Ledakan sesungguhnya datang pada 1987 lewat Fatal Attraction. Film yang dibintangi Michael Douglas dan Glenn Close itu bukan cuma sukses secara finansial, tapi juga berhasil membawa erotic thriller ke arus utama Hollywood. Sampai sepanjang 90-an jadi masa kejayaan genre ini.

Dalam periode itu, ada lebih dari 700 judul erotic thriller diproduksi, banyak yang gak tayang di bioskop, melainkan langsung masuk pasar home video. Judul-judulnya kadang terdengar cheesy seperti Fatal Instinct atau Body Chemistry, tapi justru jadi magnet di rak video rental.

Penonton gampang banget mengaksesnya. Apalagi harganya murah dan kontennya provokatif, buat jadi tontonan alternatif orang dewasa di rumah.

Di Indonesia juga banyak banget di film-film yang seperti itu. Bintang-bintangnya pun kini menjadi legenda.

Namun memasuki era 2000an, genre ini mulai memudar. Faktornya banyak sih, terlebih internet yang memudahkan penonton dewasa buat mengakses tontonan yang lebih ekstrem.

Perubahan budaya global juga ikut berperan. Kalau era 80-90an dihantui ketakutan soal seks bebas dan penyakit menular seperti AIDS, setelah banyaknya tragedi terorisme hingga geopolitik, fokus masyarakat bergeser.

Tapi yang paling berpengaruh justru disebabkan pola cerita filmnya yang mulai terasa usang karena hampir semua menampilkan formula sama. Karakter yang promiscuous berakhir tragis, sementara yang setia atau monogamis selamat.

Lama-lama, kisah kayak gitu dianggap gak relevan lagi. Studio besar makin enggan mendanai film seperti ini, dan era bintang papan atas di film erotic thriller terasa semakin jauh.

Sebetulnya, genre itu gak pernah benar-benar mati. Contohnya Fifty Shades of Grey yang rilis 2015. Walau lebih condong ke drama romantis dengan fetish ringan, film ini sukses besar secara komersial. Paling baru, ada Babygirl yang dibintangi Nicole Kidman.

Genre erotic thriller memang terus berdenyut, meski masih sebatas di layar televisi dan bukan dari Hollywood. Di Netflix saja, rutin muncul film dari Eropa kayak 365 Days, hingga yang paling baru Fall for Me. Tapi apakah masih relevan?


(nu2/ass)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO