Animator Pakistan Galang Dana Buat Modal Tuntut Kreator Film Merah Putih

Dicky Ardian
|
detikPop
Tangkapan layar adegan film animasi Merah Putih: One For All.
Merah Putih: One for All (Foto: dok. Perfiki Kreasindo)
Jakarta -

Animator independen asal Pakistan, Junaid Miran, lantang bersuara soal dugaan karyanya dipakai tanpa izin oleh kreator film animasi kontroversial Merah Putih: One for All.

Lewat video animasi di YouTube, Miran dengan percaya diri mengumumkan niatnya buat bawa masalah ini ke jalur hukum. Keberanian itu katanya muncul karena banyak netizen yang kasih dukungan penuh.

"Aku siap menuntut mereka yang bertanggung jawab atas ketidakadilan ini. Aku siap bangkit dan menuntut pertanggungjawaban yang kita semua dambakan," kata Miran yang memilih menggunakan suara AI berbahasa Indonesia.

"Aku melakukan ini karena kalian percaya padaku, karena kalian memberiku keberanian untuk akhirnya berkata, 'Cukup sudah'," lanjutnya dalam video yang tayang pada Senin (1/9).

"Tapi aku perlu kalian mengerti satu hal penting. Sungguh, aku gak bisa melakukan ini sendiri."

Sampai berita ini ditulis, produser Merah Putih: One for All, Endiarto, belum memberikan tanggapannya.

Dalam pernyataannya, Miran jujur mengaku cuma seniman independen, tanpa studio besar di belakang. Sumber penghasilannya hanya dari penjualan karya yang dikelola sendiri.

Masalah makin ribet karena kalau mau gugat lintas negara ada banyak tantangan, mulai dari aturan hukum yang beda-beda sampai biaya gede buat pengacara, administrasi, sampai logistik ke luar negeri.

Karena itu, Miran meminta bantuan netizen buat support perjuangannya. Dia buka penggalangan dana dengan cara unik: jual karya digitalnya.

Miran bilang sudah nyiapin 10 karya eksklusif yang bisa dibeli di Patreon. Harganya sekitar USD 5 atau Rp 82 ribuan per karya. Karya ini dibuat dengan resolusi 6K dan mengusung tema merah putih serta budaya Indonesia.

Yang menarik, Miran janji gak akan nagih royalti kalau nanti karyanya dipakai lagi buat cari untung.

"Inilah kesempatan kalian untuk mengubah kata-kata itu jadi tindakan. Aku sudah melakukan semua yang bisa kulakukan. Aku sudah menyiapkan berkas perkaranya. Aku sudah mengalahkan rasa takutku. Aku sudah menurunkan harga karyaku semurah mungkin," kata Miran.

"Sekarang bola ada di pihak kalian. Terserah kalian semua untuk membuktikan apakah perjuangan ini benar-benar bisa terjadi," katanya.

"Aku ingin kalian tahu apa yang dipertaruhkan di sini. Jika kita mencapai target dana jumlah spesifik untuk biaya hukum, maka ku janji akan menjalani ini sampai tuntas," lanjutnya.

"Aku akan menyewa pengacara, mengajukan tuntutan, hadir di pengadilan untuk membela yang benar. Aku akan melakukannya dengan semua kekuatan dan tekad yang kalian berikan lewat dukungan kalian," kata Junaid Miran.

"Dan aku akan melakukannya dengan keyakinan bahwa aku gak sendirian, bahwa seluruh komunitas ini berdiri di belakangku dan percaya kepadaku."

Masalah ini pertama kali meletup di kolom komentar YouTube akun Dibalik Mindplace. Miran tiba-tiba muncul dan mengaku sebagai sosok di balik desain karakter Merah Putih: One for All.

"Saya seniman yang membuat semua karakter ini. Jadi, apakah saya dibayar dan mendapat kredit atau tidak?" tulis Miran pada Minggu (10/8).

Komentar itu langsung bikin heboh. Netizen ramai-ramai kasih atensi karena klaim Miran terasa cukup serius.

Di sisi lain, Endiarto selaku sutradara dan produser eksekutif film tersebut sempat membantah tudingan bahwa mereka nyomot aset luar negeri. Ia menilai apa yang dianggap mirip oleh netizen sebenarnya wajar aja di dunia kreatif.

"Sebuah film animasi itu ada kebebasan gaya. Di situ kita bisa dapatkan interpretasi dari keahlian animator, lalu diformulasikan dalam bentuk visual," ujarnya pada Senin (11/8).

Saksikan Live DetikPagi:




(dar/Dep)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO