The Shadow's Edge: Action Thriller yang Pecah

Sinopsis:

The Shadow's Edge tidak ada niatan untuk basa-basi. Dari opening sampai ending, film yang ditulis dan disutradarai oleh Larry Yang ini tidak membiarkan penontonnya untuk bernafas. Dibuka dengan adegan pencurian yang menghebohkan seluruh tim kepolisian, Shadow (Tony Leung Ka-Fai) adalah seorang penjahat veteran yang tidak pernah tertangkap siapa pun.

Ia adalah orang yang tahu bagaimana melakukan pekerjaannya dengan mulus. Selain punya tim yang sangat bisa dihandalkan, Shadow juga sosok yang teliti, fokus, dan adaptif. Semua ini membuatnya menjadi salah satu penjahat yang sampai sekarang tidak pernah tertangkap kamera. Saking jagonya Shadow, artificial intelegence yang digunakan polisi tidak bisa memegangnya.

Cuplikan adegan dalam film The Shadow's Edge. Foto: dok. Alibaba Pictures

Masuklah Wong Tak-Chung (Jackie Chan), mantan anggota kepolisian yang seperti Shadow juga memiliki kemampuan diatas rata-rata. Observer yang paten, matanya tajam dan ahli berkelahi. Satu-satunya alasan kenapa Wong Tak-Chung sekarang tidak menggunakan kemampuannya untuk kepolisian adalah. misi yang menyebabkan partnernya tewas.

Hadirnya Wong Tak-Chung membawa angin segar untuk menangkap Shadow. Ia pun meminta kepolisian untuk membentuk tim mata-mata baru. Salah satunya adalah Guoguo (Zhang Zifeng), anak baru yang mempunyai ambisi tinggi. Maka dimulailah aksi kucing-kucingan paling menegangkan yang pernah ada.

Review:

Menonton The Shadow's Edge adalah melihat bagaimana seorang sutradara tahu benar bagaimana cara menghibur penonton. Meskipun durasinya cukup lama-2 jam 20 menit-tapi film ini sama sekali tidak berniat untuk mengisinya dengan adegan hampa.

Tidak ada waktu bagi karakternya untuk duduk diam, tenang dan kontemplasi. Kalau mereka tidak berantem, maka mereka berjalan diam-diam untuk memata-matai setiap gerak-gerik Shadow.

Cuplikan adegan dalam film The Shadow's Edge. Foto: dok. Alibaba Pictures

Larry Yang membentuk film ini dengan barisan adegan yang penuh dengan energi. Ketika aktor-aktornya melakukan berbagai macam gerakan akrobatik, kamera dan editingnya melakukan hal yang sama. Hasilnya adalah keseruan yang tidak ada batasnya. Tapi dari semua adegan akrobatik yang hadir dalam The Shadow's Edge, momen paling seru dalam film ini justru ketika karakter utamanya duduk tenang dan saling mengawasi.

Adegannya terlihat sederhana: acara makan malam keluarga. Tapi kedua karakter ini mencoba untuk membongkar rahasia masing-masing. Bangunan tensi dan ketegangannya dibuat dengan baik dan Larry Yang bahkan masih sempat pamer kemampuannya untuk menambahkan adegan drama yang manis.

Dari segi pemain, Tony Leung Ka-Fai dan Jackie Chan adalah partner dansa yang baik meskipun Tony Leung Ka-Fai terlihat lebih menikmati perannya karena karakternya dibuat jauh lebih berwarna. Tapi Jackie Chan di usianya yang sudah menginjak kepala tujuh sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda dia akan melemah.

Adegan klimaks antara keduanya adalah pertunjukan aksi yang apik. Melelahkan dan tiada ampun, kedua karakter ini saling melawan dalam sebuah sekuens yang terasa seperti tidak ada habisnya. The Shadow's Edge adalah kisah tentang dua orang dari dunia analog yang mencoba untuk tetap relevan di dunia digital.

Dan kedua aktor ini mampu mengimbangi masing-masing dan menunjukkan bahwa artificial intellegence pun tidak akan bisa melawan mereka. The Shadow's Edge bukannya tanpa kekurangan. Dari segi plot, motivasi penjahatnya agak sedikit absurd.

Untuk ukuran penjahat yang mempunyai kemampuan hacking yang luar biasa dan akses internet super canggih, mencuri uang terkesan sedikit cetek. Perebutan kekuasaan antara Shadow dan timnya juga kurang tereksplor meskipun durasi film ini sudah kepanjangan.

Cuplikan adegan dalam film The Shadow's Edge. Foto: dok. Alibaba Pictures

Hubungan antara karakter Jackie Chan dengan karakter Zhang Zifeng juga tidak mempunyai payback yang kuat meskipun pondasinya sudah cukup kuat. Dengan editing yang lebih rapi, The Shadow's Edge seharusnya bisa lebih ringkas dalam bercerita.

Tapi bahkan dengan kekurangan-kekurangan itu, film ini tetap sebuah tawaran hiburan yang tidak bisa dilewatkan. Pembukaannya yang super seru itu-bayangkan penjahat yang berlarian, kejar-kejaran dengan polisi dan masih punya waktu untuk menyamar dengan sedemikian rupa-seperti memberikan jari tengah kepada film Hollywood yang masih begitu-begitu saja.

Kalau kamu kangen hiburan seru tanpa mikir tapi tetap dibuat dengan baik, The Shadow's Edge adalah jawabannya. Dan kalau kamu kangen dengan aksi Jackie Chan yang seru, jangan diam saja. Lari ke bioskop terdekat sekarang juga.