Hanung Bramantyo Balik ke Panggung Teater Lewat Musikal Sinematik City of Love

Drama musikal ini memadukan unsur teater dan sinema, menciptakan sebuah genre baru yang disebut musikal sinematik.
"Iya, comeback (panggung teater), kayak pulang ke rumah sendiri. Makanya saya diajak begini, saya akan all out, karena dunia panggung harus diselamatkan," ujar Hanung Bramantyo di kawasan Senayan Jakarta Pusat, Jumat (17/1/2025).
Hanung kemudian menjelaskan cerita di drama musikal itu yang membawa sejarah Indonesia dari sudut pandang percintaan itu.
"Di sini mengambil era 1930 tapi kita create semodern mungkin. Tidak selamanya sejarah itu membosankan," tutur Hanung.
Drama musikal ini bercerita tentang hubungan asmara dua anak muda, Sandya dan Kala, yang menghadapi tantangan besar karena masa lalu orang tua mereka, Badai dan Kasih.
Hubungan mereka penuh lika-liku yang membawa penonton ke dalam perenungan tentang cinta, keluarga, dan perjalanan hidup.
Dalam project ini, Hanung Bramantyo menggandeng sejumlah kolaborator papan atas, seperti Agus Noor sebagai penulis naskah, Tohpati sebagai penata musik, Titien Wattimena, dan Taba Sanchabachtiar untuk pengaturan artistik panggung.
Para pemerannya pun terdiri dari bintang muda berbakat seperti Devano (Sandya) dan Maisha Kanna (Kala), serta artis multi-talenta seperti Marcell Siahaan (Badai), Widyawati, Niniek L. Karim, Andien, Lukman Sardi, dan Aming.
Lebih lanjut, Ketua Warisan Budaya Indonesia (WBI) Foundation, Yanti Airlangga, yang juga menjadi salah satu pemeran (Kasih), menyampaikan harapannya untuk City of Love.
"Ini memang sudah cita-cita saya sejak lama. Saya bersyukur ada Mas Hanung sebagai sutradara, terus ada Lukman Sardi, Marcell Siahaan, Devano, dan lainnya. Ini semua kolaborasi untuk menciptakan pertunjukan agar semua bisa ikut jatuh cinta," ucap Yanti.
Adapun musikal sinematik City of Love merupakan hasil kerja keras Warisan Budaya Indonesia Foundation yang selama ini dikenal peduli terhadap pelestarian budaya.
Acara ini akan digelar pada tanggal 14 sampai 16 Februari 2025 di Plenary Hall, Jakarta International Convention Center (JICC).
(ass/ass)