Carry-On: Thriller yang Serunya Kebangetan

Carry-On dalam bahasa inggris mempunyai makna ganda. Yang pertama berarti 'silakan lanjutkan'. Yang kedua adalah barang yang boleh dibawa ke dalam bagasi pesawat. Perintah itulah yang harus dilakukan oleh pegawai TSA (Transportation Security Administration) Ethan Kopek (Taron Egerton) dalam thriller Netflix yang sangat kompeten ini.

Sinopsis Carry-On

Adegan dalam film Carry-On yang bisa disaksikan di Netflix. Foto: dok. Netflix

Film ini dengan lagu Natal yang nostalgia, Ethan dan pacarnya Nora Parisi (Sofia Carson) berangkat ke bandara dengan semangat baru: mereka akan segera mempunyai anak. Berbeda dengan Nora yang mencerna informasi ini dengan kebahagiaan, Ethan menerima informasi ini dengan khawatir.

Kariernya stagnan, cita-citanya menjadi polisi pupus dan bayi hanya akan membutuhkan lebih banyak dukungan finansial. Meskipun Nora terus-terusan mengatakan bahwa "uang bisa dicari", Ethan tahu bahwa ia harus melakukan sesuatu. Itu sebabnya ia meminta bosnya, Phil (Dean Morris), untuk naik jabatan.

Ethan yang hari itu telat, tentu saja tidak langsung mendapatkan persetujuan bosnya. Seperti halnya Nora, Phil tahu passion Ethan bukan di pekerjaan ini. Tapi Ethan ngotot dan berita soal bahwa dia akan menjadi bapak terlanjur menyebar. Maka Phil pun menaruh Ethan di bagian screening koper-koper penumpang.

Hari yang sangat buruk bagi Ethan datang karena sekelompok penjahat membutuhkan bantuannya untuk memberikan pesan kepada politikus. Ethan tiba-tiba mendapatkan perintah dari seorang lelaki misterius (Jason Bateman) untuk membiarkan seorang penumpang membawa kopernya yang berisi racun biologis. Kalau Ethan menolak, pacarnya akan dibunuh.

Baca juga: Kraven The Hunter: Film Superhero Yang Malas

Review Carry-On

Adegan dalam film Carry-On yang bisa disaksikan di Netflix. Foto: dok. Netflix

Jaume Collet-Serra tidak selalu membuat blockbuster raksasa meskipun dua film terakhirnya adalah Black Adam dan Jungle Cruise. Sebelum dua raksasa tersebut, Collet-Serra adalah sutradara yang tahu bagaimana cara membuat penonton berkeringat di dalam bioskop. Entah itu gara-gara manusia dalam patung lilin via House of Wax, bocil kematian yang mengerikan dalam Orphan atau ikan hiu ganas dalam The Shallows. Tentu saja kita semua tidak bisa melupakan kolaborasinya dengan Liam Neeson melalui empat film mereka yang sangat layak tonton itu. Berita baiknya adalah Carry-On melanjutkan tradisi itu dan bahkan hasilnya lebih percaya diri dari mereka.

Blueprint dari penulis skrip T.J. Fixman sudah cukup mantap untuk membuat Carry-On menjadi thriller yang kompeten. Fixman merangkai film ini dengan sentuhan realisme yang meyakinkan. Cukup masuk akal untuk benar-benar terjadi tapi juga lumayan seru untuk menghadirkan momen-momen sinematis. Fixman tidak hanya memberikan sebab-akibat yang jelas sepanjang Carry-On berjalan, tapi ia juga masih sempat untuk memberikan kepribadian terhadap karakter-karakter di sekeliling Ethan. Hasilnya adalah sebuah dunia yang terasa meyakinkan.

Skrip yang matang itu kemudian diterjemahkan dengan presisi yang mantap oleh Collet-Serra. Dari film dimulai sampai film berakhir, film ini tidak menyisakan satu pun momen yang tidak berguna. Setiap adegan mempunyai tujuan yang jelas, setiap detail ditampilkan dengan fokus. Carry-On masih sempat menyisipkan drama dan ruang untuk bernafas tapi di saat yang bersamaan tidak pernah kehilangan kendali untuk memacu jantung penonton.

Adegan dalam film Carry-On yang bisa disaksikan di Netflix. Foto: dok. Netflix

Salah satu bagian paling mengesankan dari Carry-On adalah bagaimana kemampuan Collet-Serra meramu adegan. Ia bisa membuat adegan orang duduk dan mengawasi sekeliling terasa menegangkan. Kamera sinematografer Lyle Vincent bergerak amat sangat lincah sementara semua aktornya menampilkan akting yang mumpuni untuk menjual ketegangan yang dibutuhkan. Dalam sebuah sekuens, Collet-Serra bahkan masih sempat untuk pamer adegan intens yang melibatkan adegan aksi di dalam mobil dengan teknis yang mengagumkan. Adegan ini semakin terasa mengagumkan mengingat Carry-On diproduksi 'hanya' dengan bujet 47 juta dollar.

Zaman sekarang, film rilisan streaming kadang terasa lebih seperti sebuah produk daripada karya seni. Tapi kadang kala, kita bisa mendapatkan tontonan yang bisa menggabungkan sisi hiburan tanpa mengenyampingkan craftmanship pembuatnya. Carry-On adalah film tersebut. Dan saya tidak akan heran, kalau film ini akan menjadi tontonan wajib Natal di tahun-tahun berikutnya.

Carry-On dapat disaksikan di Netflix.

Baca juga: Nutcrackers: Film Liburan Yang Menghangatkan

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.