Gak Mudah Buat Naskah Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu dari Buku Quote Pidi Baiq

Film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu (HITBK) diadaptasi dari buku quote karya Pidi Baiq berjudul sama. Film produksi MVP Pictures ini bakal tayang 21 November 2024.
Diadaptasi dari buku quote, tentu bukan hal mudah untuk membuat sebuah jalan cerita dan dituangkan menjadi film. Ini menjadi tantangan sendiri buat penulis naskah, Titien Wattimena.
Peraih dua Piala Citra ini menceritakan bagaimana sulitnya menyusun skrip dari buku kumpulan quote Pidi Baiq itu.
"(Tantangan pertama) mencari benang merah dari keseluruhan quotes untuk membuat sebuah cerita yang fokus, tajam sekaligus utuh," kata Titien Wattimena dalam wawancara tertulis, Kamis (14/11/2024).
Namun, Titien Wattimena mengatakan Pidi Baiq tetap menyediakan kemudahan untuknya. Buku berisi kumpulan kutipan itu, tetap memiliki basic story.
"Keuntungannya adalah basic story-nya sudah ada dari Pidi Baiq yang lalu dikembangkan bersama antara tim development skenario dan Pidi Baiq," ucapnya.
"Setelah itu segala sesuatu didiskusikan secara intens pada setiap tahap mulai dari sinopsis, outline hingga skenario di mana di dalamnya menyangkut karakter dan dialog," sambungnya.
Pidi Baiq disebut sangat mengerti karakter yang diingankannya. Kejelasan dan pemahaman Pidi Baiq sebagai penulis membantu Titien Wattimena membuat skenario film yang dibintangi oleh Ajil Ditto, Adinia Wirasti, dan Hanggini itu.
"Pidi Baiq sangat paham karakter seperti apa yang ia inginkan untuk karakter utama lelaki dan karakter utama perempuan. Ini sangat membantu di setiap tahap proses adaptasinya sehingga ketika masuk ke penulisan skenario," katanya.
"Penulis skenario sudah paham tujuan dari pemilik wahana asli (Pidi Baiq) dan begitupun sebaliknya, Pidi Baiq juga sudah memiliki rasa percaya bahwa kita sepemahaman, sehingga ada keleluasaan di sisi penulis skenario dalam menciptakan detil adegan maupun dialog," sambung penulis berusia 48 itu.
Tantangan terakhir untuk menyajikan cerita drama yang menggambarkan percintaan yang kompleks itu adalah penyajiannya. "(HITBK) drama yang memiliki kedalaman namun mudah diikuti, drama yang memikat dan mengikat."
Kuntz Agus sebagai sutradara menilai Pidi Baiq dan Titie Wattimena sosok yang bisa kasih ruang kreatif. Pidi Baiq dengan gaya penceritaannya yang khas dan mendalam, memberikan nuansa yang dekat dan otentik. Sementara Titien menyempurnakannya dengan drama dan dialog-dialog yang sangat reflektif, tapi tetap terasa sederhana.
"Saya terlibat dalam banyak diskusi, terutama dalam mengembangkan karakter Sadali dan dinamika hubungannya dengan Mera dan Arnaza. Proses kolaborasi ini banyak terinspirasi oleh cara mereka memandang kehidupan sebagai sesuatu yang penuh dengan dualitas, sederhan namu kompleks, personal namun juga politis," kata Kuntz Agus.
(pus/dar)