.webp)
Sinopsis Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu dari Novel Pidi Baiq
Film ini dibintangi oleh Ajil Ditto, Adinia Wirasti, Hanggini, Faiz Vizhal, Ciara Nadine Brosnan hingga Gracia JKT48. Berkisah tentang kehidupan remaja di Bukittinggi, Sumatera Barat, Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu menjadi salah satu suguhan yang menarik untuk dinantikan pada 21 November mendatang.
Sinopsis:
Film ini berkisah tentang Sadali (Ajil Ditto) yang bercita-cita untuk menjadi pelukis dan melanjutkan pendidikannya ke ISI Yogyakarta lewat jurusan Seni Rupa. Tapi sebelum pindah, ia pun menjalani proses taaruf dan dijodohkan dengan Arnaza (Hanggini), yang merupakan kembang desanya.
Keduanya memang sudah saling kenal sehingga proses perjodohan itu berjalan lancar-lancar saja, setidaknya sampai Sadali berangkat ke Jogja. Di mana, ia menemukan lingkungan baru dan kembali bertemu sahabat lamanya, Budi (Faiz Vizhal).
Ia pun tinggal di sebuah rumah yang juga menjadi restoran dan galeri seni milik Mera (Adinia Wirasti). Selama tinggal di sana ia pun mulai merasa kagum dengan sosok Mera yang juga sangat menyukai seni dan sudah lebih lama berkecimpung di sana.
 Poster film Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu. Foto: Dok. MVP Pictures |
Rasa kagum itu pun berubah menjadi jatuh cinta dan Sadali merasa Mera adalah wanita yang diidam-idamkannya selama ini. Meski perbedaan usia mereka dan juga status Mera yang sudah punya anak dan tengah menanti proses perceraiannya.
Sebelumnya dalam wawancara bersama detikpop, Pidi Baiq berbagi cerita terkait buku Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu. Ia mengaku jika buku ini mencakup kutipan, ucapan, lagu dan tulisan-tulisannya yang kerap tersebar di media sosial.
"Banyak puisi saya yang ngaco karena jahiliyah aja," katanya sembari tertawa pada 2022.
Buku Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu tampil dari sampul berbeda biasanya. Jika biasanya buku-buku Pidi Baiq memakai desain sampul ciptaannya sendiri, kali ini berbeda. Ia sengaja memberikan ruang kepada ilustrator lainnya.
Dalam sampul, ada sepasang kekasih yang tampak berboncengan naik sepeda di pinggir jalan dengan pemandangan romantis. Mengomentari sampul itu, Pidi Baiq hanya berseloroh itu bukan keputusannya.
"Saat itu, saya sedang menulis novel dan asal jawab iya saja kepada orang penerbit," katanya tertawa.
(ass/nu2)
