It's What's Inside, Sci:Fi Gen-Z Yang Lincah

Sinopsis:

Gadis muda bernama Shelby (Brittany O'Grady, diculik dari musim pertama The White Lotus) berdiri di depan cermin menggunakan wig. Ia terus-terusan mengucapkan sebuah catchphrase yang dipakai oleh Nikki (Alycia Debnam-Carey), seorang influencer yang merupakan idola sang kekasih.

Bukan rahasia kalau Cyrus (James Morosini), pacar Shelby, mengagumi si influencer tersebut. Semua ini akan terasa normal kalau saja Nikki bukan teman mereka.

Setelah gagal untuk menyenangkan kekasihnya (yang memilih untuk "main sendiri" daripada bersama pacarnya), Shelby dan Cyrus pergi untuk merayakan pernikahan teman mereka, Reuben (Devon Terrell). Selain si influencer, semua personil mereka hadir seperti Dennis (Gavin Leatherwood dari serial Chilling Adventures of Sabrina), Maya (Nina Bloomgarden) dan Brooke (Reina Hardesty).

Semuanya berjalan dengan normal. Normal dalam artian semua agresi disembunyikan dalam sapaan pasif-agresif. Tidak butuh lama bagi Jardin untuk memperlihatkan bahwa karakternya mempunyai masalah dan rahasia. Siapa naksir siapa, siapa yang munafik dan siapa yang akan berkhianat akan segera terungkap.

Semua ini dimulai dengan kedatangan Forbes (David W. Thompson) yang datang dengan sebuah alat yang bisa membuat mereka ganti tubuh.

Cuplikan adegan dalam film It's What Inside (2024). Foto: Dok. Netflix

Review:

Pembukaan It's What's Inside adalah intro yang tepat untuk menggambarkan dunia sosial Gen-Z yang rusuh dalam film debutan sutradara-penulis Greg Jardin. Setelah Bodies Bodies Bodies dan Talk To Me dengan cerdas menggunakan permainan untuk memperlihatkan betapa rapuhnya pertemanan Gen-Z, It's What's Inside menggunakan kendaraan sci:fi untuk melakukan hal yang sama.

Hasilnya lumayan efektif. Dengan durasi yang cukup (103 menit), Jardin berhasil untuk memperlihatkan bahwa tidak ada satu pun dari karakternya yang layak untuk dirayakan. Dan ternyata justru itu adalah kenikmatan film ini.

Cuplikan adegan dalam film It's What Inside (2024). Foto: Dok. Netflix

Salah satu hal yang paling mengejutkan dalam It's What's Inside adalah bagaimana Jardin mengeksekusi idenya dengan cermat. Diatas kertas, cerita yang ia sampaikan mungkin terdengar rumit. Ada delapan karakter dengan kepribadian dan konflik yang spesifik.

Kalau menghafalkan satu karakter saja susah, bagaimana penonton bisa mengikuti ceritanya saat mereka mulai tukar tubuh. Untungnya Jardin yang juga berperan sebagai editor tahu apa yang harus ia lakukan. Ia tidak hanya sanggup mengenalkan semua karakternya dengan jelas tapi ia juga berhasil membuat saya sebagai penonton terlibat dengan drama yang ia sebarkan di layar.

Seperti halnya Bodies Bodies Bodies, film ini adalah jenis film yang justru keburukan sifat karakternya menjadi senjata utama plot filmnya. Naratif yang sangat kekinian ini kemudian diamplifikasi dengan cara bertutur Jardin yang mengikuti karakter-karakternya.

Bayangkan film Edgar Wright tapi diedit oleh TikTokers: lincah, stylish tapi tetap lucu. Jardin menaruh penonton tidak hanya sebagai observer tapi juga teman baru. Inside joke menjadi sebuah cerita yang penting karena gambar yang muncul di layar ditampilkan dengan sangat menarik.

Cuplikan adegan dalam film It's What Inside (2024). Foto: Dok. Netflix

Tidak ada waktu bagi penonton untuk bosan karena setiap menitnya Jardin mengisi layar dengan konflik dan drama. Dengan setting sederhana dan ensemble cast yang menarik, It's What's Inside ternyata adalah sebuah kejutan kecil yang menyenangkan.

Twist-nya yang tidak terduga membuat film ini menjadi tontonan wajib yang harus dicicipi oleh pecinta film remaja dan terutama para penggemar sci:fi. Dan memang, bagian paling seru dari masuk ke tubuh orang lain adalah mengetahui rahasia-rahasia yang tersembunyi.