Shogun Perang Tanpa Darah yang Borong Penghargaan

Nugraha
|
detikPop
Shogun
Poster serial Shogun Foto: dok Shogun
Jakarta - Gak sedikit yang ragu menekan tombol play, buat menonton serial Shogun garapan FX yang rilis di Disney+ pada 27 Februari 2024. Serial terbatas yang diadaptasi dari novel karya James Clavell itu memang menimbulkan banyak pertanyaan, meski mendapat pujian sejak awal penayangan.

Kebanyakan calon penonton curiga kreator Shogun bakal kesulitan buat menyesuaikan motif orientalis yang kental banget dalam materi novelnya. Tapi ada juga alasan primitif karena gak mau masuk bagian dari sesuatu yang cuma jadi ratapan menyakitkan.

Novel James Clavell jadi sensasi saat diterbitkan pada 1975. Dia mengekplorasi gak cuma satu, tapi dua medan pertempuran bersejarah dengan drama di akhir halaman ke 1.100.

Tapi memang benar para reviewer, Shogun dibuat menyenangkan sejak menit pertama. Shogun kayak gak terbebani oleh semua itu, menggali jauh ke dalam inti cerita, dengan merangkul sensasi yang dikejar oleh penonton.

ShogunShogun Foto: dok Shogun

Shogun mengawali kisah pada 1600, ketika Jepang jadi permata bagi perdagangan global monarki Portugis, dan armada Protestan yang berkeliaran mencari pulau buat menjarahnya. Sementara si empunya tanah, justru lagi ribut-ributnya berebut kekuasaan setelah sang Kaisar wafat.

Kamu langsung diajak buat melihat lebih dekat tentara bayaran Inggris bermulut kasar, John Blackthorne yang terang-terangan banget memuntahkan hinaan terhadap umat Katolik di wilayah Timur. Begitu juga pada para penculiknya yang dikepalai Kashigi Yabushige, yang merebus salah satu temannya hidup-hidup dalam panci batu raksasa begitu dia terdampar di Jepang.

Blackthorne diselamatkan Lord Yoshii Toranaga, seorang jenderal kawakan yang berselisih dengan para pesaing politiknya. Toranaga adalah potret murni seorang pahlawan yang enggan berjalan-jalan tenang di taman. Dia justru lebih banyak berdialog tentang hakikat tugas, menjaga putra mahkota dengan ancaman mengerikan dari lawan politiknya.

Di pertengahan, serial sepanjang 10 episode itu menarik penonton dengan iming-iming perang besar di akhir cerita. Tapi, Shogun malah menyuguhkan kemenangan indah Toranaga tanpa berdarah-darah.

Penulis Shogun, Justin Marks, memang memberikan penghormatan besar buat Toranaga. Ditambah lagi karena sosoknya yang berdampak pada perdamaian selama 260 tahun, setelah satu abad perang saudara. Dia juga dipercaya sebagai sosok yang membangun Edo, kemudian jadi Tokyo.

Cuplikan adegan dalam serial Shogun (2024).Cuplikan adegan dalam serial Shogun (2024). Foto: Dok. Hulu

"Saya selalu merasakan kekhawatiran, ketika menyangkut cara kita menceritakan kisah dan menyusun mitologi orang-orang hebat," kata Marks kepada Slate.

Ada satu lagi karakter penting dalam Shogun. Dia adalah Mariko, tangan kanan Toranaga. Dia gak sekadar punya cerita panjang tentang leluhurnya, tapi juga jadi jembatan buat membawa kepekaan buat menghindari kiasan soal juru selamat kulit putih.

Kepekaan budaya jadi salah satu penyegaran yang butuh banget diceritakan buat menghilangkan kiasan perbedaan yang menari dalam kisah berlatar feodal.

Menit-menit terakhir jadi salah satu adegan yang paling butuh diteliti karena begitu banyak teka-teki dan filosofi rumit. Terutama gambaran yang gak mengenakkan tentang kepulangan Blackthorne ke Eropa yang dikisahkan tersentak dari khayalan dengan kondisi tubuh renta.

Cerita yang beda banget dari novelnya. Justin Marks mengakui ada sedikit ambiguitas yang sengaja dipertahankan. Terutama soal membingkai ingatan seorang laki-laki tua yang melihat kembali masa lalunya dengan penyesalan.

"Sebetulnya ada bagian yang sangat terkenal dari buku ini, di mana Blackthorne mengusulkan seppuku, dan itu adalah momen yang sangat berbobot. Tapi, momen itu terjadi di awal buku, dan kami merasa itu gak pantas," kata Marks.

"Saya ragu tentang seppuku karena itu konsep yang menurut saya jelas dari bobot budayanya. Kami gak merasa nyaman dengan cara mengekspresikannya, membingkainya, dan menyampaikannya," tambah rekan penulis Shogun, Rachel Kondo.

Ada juga adegan, Blackthorne membelai rosario, yang tampaknya milik Mariko. Tapi di akhir cerita, Blackthorne menjatuhkan rosario itu ke laut.

Anna Sawai, pemenang penghargaan Aktris Utama Luar Biasa dalam Serial Drama dan Hiroyuki Sanada, pemenang penghargaan Aktor Utama Luar Biasa dalam Serial Drama untuk Anna Sawai, pemenang penghargaan Aktris Utama Luar Biasa dalam Serial Drama dan Hiroyuki Sanada, pemenang penghargaan Aktor Utama Luar Biasa dalam Serial Drama untuk "Shogun", di Primetime Emmy Awards ke-76 yang diadakan di Peacock Theater pada tanggal 15 September 2024 di Los Angeles, California. Foto: Variety via Getty Images/Gilbert Flores

"Itu adalah penolakan terhadap dirinya di masa depan. Itulah yang menegaskan masa depan itu gak mungkin ada. Dia memilih buat gak membawa pulang rosario sebagai kenang-kenangan dari eksploitasi kolonial atau semacamnya," kata Marks.

Ambiguitas itu juga sebagai bagian dari bakal adanya musim kedua dari Shogun. Ditambah lagi kepercayaan diri yang begitu besar setelah Shogun memecahkan rekor dengan 18 kemenangan di Emmy Awards.

Bahkan 2 bintangnya berhasil mengukir sejarah yakni Anna Sawai sebagai Outstanding Lead Actress in a Drama Series dan Hiroyuki Sanada lewat Outstanding Lead Actors in a Drama Series.


(nu2/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO