House of the Dragon 2 Eps 2: Kematian Pangeran Dipolitisir

Sinopsis House of the Dragon 2 Episode 2

House of the Dragon musim 2 episode 2 berjudul Rhaenyra the Cruel. Episode yang konsisten menjaga kecepatan serial ini. Tensinya yang stabil, ditambah penampilan menonjol para bintangnya, bahkan ngasih gambaran dari banyak perspektif tentang perang saudara Targaryen. Potret lainnya adalah bertambahnya daftar karakter dan lokasi menarik yang bikin serial ini makin kaya.

Sebagian besar episode kedua ini merupakan respons terhadap pembunuhan Pangeran Jaehaerys Targaryen, dan bagaimana reaksi kedua belah pihak yang berkonflik.

Review House of the Dragon

Gak pakai basa-basi, kamu langsung diajak ke Red Keep, seluruh isi istana itu sibuk, para penjaga mengumpulkan orang-orang yang diduga melakukan pembunuhan putra raja Aegon, Jaehaerys. Sementara sang raja gak bisa menahan amarahnya, dia ngamuk di depan dewan, dengan lantang menyatakan perang terhadap Rhaenyra.

Kakeknya, Otto Hightower yang juga menjabat sebagai tangan raja, dingin gak terbawa suasana. Dia mempolitisir peristiwa kematian itu dengan acara pemakaman, sambil mengarak jenazah Jaehaerys di depan penduduk.

Dengan cara itu, masyarakat bakal tahu sekejam apa Rhaenyra. Di sisi lain, diharapkan publik bersimpati pada Aegon.

Sementara di Dragonstone, Rhaenyra gak bisa tenang mendengar Jaehaerys dipenggal. Dia gak menyangka dendam bikin bocah meregang nyawa. Ingatannya tertuju pada masa lalu, ketika dia bermain dengan dua anaknya.

Dia langsung tahu, Daemon, paman sekaligus suaminya adalah pelaku utama pembunuhan itu. Membuatnya kecewa berat hingga terlibat perbincangan yang panas dengan Daemon.

Kembali ke Kings Landing, Aegon yang marah melampiaskannya dengan berbagai cara, termasuk menuduh Ser Criston Cole, gak becus menjaga istana. Dendam yang tersulut akibat itu bikin Criston Cole mengirim Ser Arryk Cargyll buat membunuh Rhaenyra.

Arryk dikirim seorang diri dengan keuntungan dirinya bisa menyelinap ke Dragonstone karena merupakan saudara kembar penjaga ratu Rhaenyra, Erryk Cargyll.

Pertarungan antara Arryk dan Erryk diambil dari Fire & Blood karya George R.R. Martin. Punya beberapa perbedaan utama dari sumbernya. Kehadiran Rhaenyra gak dicatat dalam novel, begitu pula Erryk yang datang membelanya. Ada perbedaan pendapat soal bagaimana tepatnya pertarungan itu terjadi, meskipun hasil akhirnya sama, kedua bersaudara itu mati.

"Si kembar bertarung hampir sepanjang satu jam, benturan baja dengan baja membangunkan separuh istana ratu, namun para penonton hanya bisa berdiri tak berdaya, karena tak seorang pun di sana yang tahu siapa saudara laki-lakinya. Pada akhirnya, Ser Arryk dan Ser Erryk saling memberikan luka mematikan, dan mati berpelukan dengan air mata di pipi mereka," begitu kutipan dari novel tersebut.

Keputusan mengirim Arryk disesalkan Otto Hightower. Menurutnya, hal tersebut sangat berisiko tinggi. Maklum, Otto sejak awal memang gak menghendaki peperangan. Gara-gara itu juga Aegon memecat kakeknya itu. Aegon meminta Otto melepas jabatan hand of the king dan memberikannya kepada Ser Criston Cole.

Kejadian yang bikin ibu Aegon, Alicent makin bingung. Dia menyarankan ayahnya, Otto buat menghindari masalah dengan menghilang ke wilayah Tyrell.

Alicent kali ini benar-benar berada dalam situasi bimbang, ditambah lagi twist ketika dia melihat Aegon menangis seorang diri atas kehilangan putra kecilnya. Alicent cuma bisa melihat, gak sampai menghampiri, dia hanya meratapi kondisi yang tengah keluarga mereka alami.

Di tengah berbagai perasaan campur aduk itu, Alicent kembali ke kamarnya. Dia meluapkan amarah ke Ser Criston Cole, pria yang sekarang jadi hand of the king, menggantikan ayahnya. Alicent menggila hingga berkali-kali menampar pacar gelapnya itu.

Tapi amarah yang diluapkannya itu justru memperlihatkan unsur nafsu di antara mereka. Keduanya juga kayak gak tahu cara menangani emosi, mereka hanya tampak terjerat dalam kesedihan, kemarahan, kegagalan, keterasingan, dan rasa bersalah.

Ditambah lagi, Alicent dan Ser Criston Cole tahu benar risiko hubungan mereka bisa jadi kematian.