Round-Up

Sandiaga Uno Spill Faktor yang Bikin Tiket Konser di Indonesia Mahal

Tim detikcom
|
detikPop
SANTA CLARA, CA - FEBRUARY 07:  Beyonce, Chris Martin of Coldplay, and Bruno Mars perform during the Pepsi Super Bowl 50 Halftime Show at Levis Stadium on February 7, 2016 in Santa Clara, California.  (Photo by Ezra Shaw/Getty Images)
Ilustrasi konser musisi dunia. Ezra Shaw/Getty Images
Jakarta - Belakangan ini muncul keluhan dari para netizen terkait harga tiket konser yang makin mahal saja. Bahkan tiket konser Coldplay tahun lalu bisa mencapai Rp 11 juta, sampai festival Hammersonic yang mengundang Slipknot mencapai lebih dari Rp 1 juta.

Situasi ini pun berbeda dengan beberapa negara tetangga seperti Singapura dan Thailand yang dirasa lebih masuk akal harga tiket-tiket konsernya.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno spill dikit nih soal info harga tiket konser di Indonesia yang katanya mahal banget.

Sandiaga Uno mengiyakan perihal itu, tapi alasannya apa sih? Kok makin ke sini harga tiket konser melonjak naik?

"Iya, mereka kan juga butuh kehidupan. Walaupun banyak masyarakat yang pengen healing yang ingin harganya terjangkau salah satunya ya adalah perizinan dan ongkos pengamanan," kata Sandiaga Uno di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (21/6/2024).

Jadi itu guys alasannya, selain perizinan tempat ada juga ongkos pengamanan yang mempengaruhi harga tiket.

Nah perihal ini, pihak keamanan juga bakal meluruskan nih. Kabarnya dalam waktu dekat bakal membahas integrasi perizinan konser melalui online.

"Oleh karena itu minggu depan Pak Kapolri telah mengundang kita semua untuk mengintegrasikan perizinan konser berbasis online dan itu rencananya hari Senin akan diluncurkan, diharapkan bisa menurunkan biaya konser sekitar 20-25 persen," lanjut Sandiaga Uno.

"Sehingga nanti seperti VoB atau yang lainnya bisa tampil dan harganya lebih terjangkau apalagi kalau bentuk festival," sambungnya.

Sebelumnya Sandiaga Uno juga mengatakan nggak cuma perizinan dan hal-hal menyangkut birokrasi yang jadi masalah.

Masih banyak PR yang harus diselesaikan oleh penyelenggara konser di Indonesia termasuk soal akses ticketing hingga percaloan.

Belajar dari The Eras Tour di Singapura, mereka tidak menjual menjual tiket fisik di loket. Yang diberikan kepada fans hanyalah tiket digital atau Print-At-Home.

Fans bisa datang ke venue tanpa melakukan penukaran tiket, gelang, atau semacamnya (diberikan saat masuk tanpa harus melakukan penukaran H-1 atau hari khusus). Cukup membawa tiket digital yang dikirimkan lewat platform ticketing.


(ass/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO