Teori Peradaban Agartha di Nightmares and Daydreams

Dari genre tersebut, Joko Anwar selaku kreator memutuskan untuk mengembangkan cerita berakar dari suatu teori konspirasi yang cukup kontroversial, yaitu teori hollow earth (bumi berongga.)
Teori ini telah dikemukakan berabad-abad yang lalu oleh berbagai ilmuwan, astronom, penulis, dan berbagai ahli akademisi lainnya yang mempelajari struktur pengisi ruang di bumi.
Dalam teori ini dijelaskan, bahwa sebenarnya bumi memiliki rongga di dalam pusat inti buminya. Teori ini berkembang karena pusat inti bumi yang panas nyatanya juga masih sama dengan teori ini karena belum ada yang pernah masuk hingga ke inti bumi.
![]() |
Setelahnya teori penyusun bumi ini mulai berkembang menjadi salah satu karya kesenian dari zaman ke zaman. Pada 1892 terdapat novel sci-fi yang membahas teori ini dan mencoba menggambarkan bagian-bagian apa saja yang menyusun hollow earth dalam novel berjudul The Goddess of Alvatabar.
Dengan adanya perkembangan zaman, teori ini juga ikut mengiringi perkembangan karya yang berusaha mengadaptasi tema ini. Teori ini juga muncul di beberapa film seperti: Journey to the Center of the Earth, At the Earth's Core, The Land That Time Forgot, bahkan hingga ke film modern seperti Godzilla vs Kong.
Penggunaan teori ini cukup menarik karena mengambil interpretasi yang liar juga berusaha mengaitkan sesuatu yang masih berlandaskan teori harus menjadi nyata saat masuk ke film. Sampai akhirnya salah satu sutradara ternama di tanah air, Joko Anwar berani mengimplementasikan teori ini ke karya series terbarunya 'Nightmares and Daydreams.'
"Tapi satu hal yang menurut Aku paling mungkin (mengenai teori alien) adalah mereka ada di dalam bumi, setelah mengetahui bumi itu sebenarnya berongga. Karena memang didukung oleh banyak sekali scientific study yang bilang bahwa kita nggak tahu isi bumi sebenarnya itu apa," sebut Joko Anwar dalam Taste Maker Screening di Jakarta (10/6/2024)
Melalui pemikiran tersebut lah premis dari series ini berangkat. Joko mengungkapkan bagaimana kejadian supranatural yang pernah kita alami, yang tak kasat mata, dan yang tidak bisa dijelaskan akal manusia, itu semua adalah fenomena yang terjadi ketika kita bersinggungan langsung dengan makhluk yang disebut sebagai Agarthan.
![]() |
Agarthan sendiri dijelaskan di series ini sebagai makhluk yang lebih maju dalam tahap evolusi dibanding dengan manusia. Hal itu bisa terjadi karena kondisi alam dan iklim di Agartha tak sesempurna di permukaan bumi, sehingga makhluk yang ada di dalam rongga bumi dipaksa untuk beradaptasi dengan kejadian sekitarnya.
"Di dalam cerita ini ada 4 makhluk, yang pertama manusia, yang kedua Agarthan yang sudah sampai di permukaan bumi, kemudian ada yang namanya antibodi (orang-orang yang bertahan dari fenomena supranatural), dan yang keempat itu pencipta 'Supreme Being' (malaikat di episode 4)," jelas Joko.
Walau terkesan singkat, ternyata perkenalan mengenai Agartha dan segala makhluk di dalamnya masih terbilang sebagai prolog di season pertamanya. Sang kreator mengaku bahwa masih banyak cerita dan perjalanan mengenai universe di Nightmares and Daydreams yang telah ia siapkan bilamana cerita ini berlanjut ke season 2.
Kedepannya Joko akan mencoba mengeksplorasi lebih dalam mengenai semesta Agartha yang ada di dalam rongga bumi. Setelah di season pertamanya menarik kisah dari permukaan bumi, kini cerita akan berlanjut mengenai perspektif para Agarthan yang tinggal di dalam inti bumi.
(ass/ass)